Tsunami Aceh yang terjadi Desember 2004 dan menelan ratusan ribu korban jiwa, salah satu penyebabnya adalah ketidaktahuan masyarakat akan tanda-tanda tsunami – dw.com
Kupang, Jubi – Pelaksana Tugas Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Stasiun Geofisika Klas I Kupang, Ikhsan, mengatakan masyarakat perlu tahu empat tanda suatu daerah akan mengalami tsunami.
Keempat tanda-tanda awal datangnya bencana tsunami adalah pertama diawali dengan gempa bumi yang kekuatannya di atas tujuh skala Richter.
Kedua, pusat gempanya terjadi di bawah laut atau yang lokasinya berada di dekat laut atau juga di lautan. Ketiga, gempa berada di bawah laut dan jaraknya mencapai 60 kilometer.
“Keempat, deformasi vertikal, yang membuat permukaan laut lebih tinggi dari daratan,” katanya, di Kupang, Selasa (16/2/2016).
Karenanya, ia mengharapkan masyarakat NTT mewaspadai dampak gempa yang guncangannya diatas tujuh skala Richter. Apalagi NTT merupakan daerah yang rawan gempa.
Disamping tanda-tanda tersebut, ada beberapa tanda lain yang lebih memudahkan masyarakat di pesisir pantai, yakni dengan cara melihat air laut yang tiba-tiba surut sangat jauh dan banyak ikan yang mati.
“Kalau air laut turun dan banyak ikan mati, masyarakat jangan buru-buru ke laut untuk mengambil ikan. Karena tidak lama kemudian akan ada tsunami besar,” katanya.
Masyarakat juga diminta mewaspadai gelombang pertama yang walaupun kecil akan sangat berbahaya bagi gelombang-gelombang berikutnya.
“Biasanya alam juga memberikan tanda-tanda, seperti cuaca ekstrim serta perilaku hewan di alam yang tiba-tiba berubah,” katanya.
Peringatan BMKG disampaikan terkait intensitas gempa bumi di NTT dari petengahan tahun 2015 sampai 2016 mengalami peningkatan. Dari awalnya hanya sekali gempa, saat ini hampir semua wilayah di NTT sudah terkena gempa dengan skala guncangan kecil. (*)