
Bupati Jayawijaya, John Wempi Wetipo saat memberikan karya bukunya usai tanda tangan kepada salah satu mahasiswi OUG Papua, Senin (22/02/2016) – Jubi/Abeth You
Jayapura, Jubi – Bupati Kabupaten Jayawijaya, John Wempi Wetipo memberikan kuliah umum di hadapan para dosen dan lima ratus mahasiswa Universitas Ottouw dan Geisler (UOG) Papua, Kotaraja Dalam, Kota Jayapura, Senin (22/2/2016).
Bupati Wetipo menjelaskan, diberikan kuliah umum tersebut untuk memahami karakter dan peran pemuda Papua dalam menghadapi dinamika perubahan sosial, budaya dan politik secara menyeluruh.
“Saya senang, mereka lebih kritis dan percaya dengan fenomena yang sedang terjadi. Saya kira para pemimpin ini harus konstruksikan pikiran dan gagasan mereka,” katanya kepada wartawan usai kuliah umum di halaman aula UOG Papua.
Menurutnya, dalam kuliah umum itu ia juga menceritakan suka duka yang dialami selama menempuh ilmu di bangku pendidikan. “Kita buka pemimpin yang super, kita jadi pemimpin karena amanah Tuhan dan lewat rakyat kita jalankan dan kita perlu mendapatkan banyak masukan dari berbagai pihak, baik dari adik-adik mahasiswa dan masyarakat luas untuk mewujudkan Papua ini lebih baik,” katanya.
“Oleh karena itu, hari ini saya hadir di tengah-tengah mahasiswa, saya ingin memotivasi kepada mereka dan membagikan pengalaman saya waktu saya susah dan bagaimana bisa menjadi pemimpin,” jelas orang nomor satu di Jayawijaya ini.
Berangkat dari pengalamannya dalam dunia pendidikan, bupati dua periode Jayawijaya menyampaikan bahwa sebagai mahasiswa yang pada dasarnya merupakan calon pemimpin, kekuatan akal sehat serta pemikiran yang positif menjadi sangat penting untuk terus ditanamkan dalam diri seorang mahasiswa.
Sebab, lanjut Magister Pariwisata ini, dengan dasar serta pondasi sehat yang kuat, dampak negatif dari kemajuan serta kecanggihan teknologi yang saat ini sudah semakin pesat dapat tersaring secara benar.
Ia menekankan, seusai selesai dari bangku perkuliahan bukan berarti selesai belajar, namun masih banyak tugas yang harus dilaksanakan lagi. “Saya mau memotivasi kepada mahasiswa ini, bahwa setamat dari pendidikan bukan berarti kita selesai belajar. Tapi, kita punya tugas ke depan itu lebih banyak yang kita harus jalankan,” ujarnya.
Dalam kuliah umum itu juga ia membagikan sebuah buku karyanya berjudul “Gunung versus Pantai” dalam perspektuf nilai-nilai hidup bersama kepada ratusan mahasiswa serta simpatisan lainnya yang ditulis bersama Marthen Medlama.
“Judulya memang sedikit ekstrim. Tapi, sudah saya jelaskan di hadapan adik-asik mahasiswa bahwa bukan orang gunung dan orang pantai baku lawan tapi bagaimana isi bukunya itu mengajak kepada semua pihak yang ada di atas tanah Papua tanpa membedakan suku, ras dan agama untuk kita bersatu demi membanguna Papua yang jauh lebih baik,” katanya.
Karena, ia mengharapan di tanah Papua ini harus wujudkan perubahan dalam semua sisi demi Papua damai. “Harapan kita bahwa mau atau tidak mau, kita wujudkan perubahan. Apalagi kita menghadapi MEA,” ucapnya.
“Kalau kita tidak bersatu, bagaimana kita mau membangun Papua dengan baik. Tidak untuk perpecahan, tapi tidak boleh ada slogan-slogan. Tidak boleh ada slogan pesisir, tidak boleh ada slogan gunung tapi mari kkita bicara Papua itu satu. Begitu,” katanya.
Rektor UOG Papua, Ir. Abraham Werimon mengatakan, pihaknya mengapresiasi atas ilmu yang dibagikan Bupati Jayawijaya itu karena salah satu cara untuk memotivasi para anak didiknya yang tersebar di tiga fakultas, yakni Fakultas Ekonomi, Faklutas Pertanian, Kelautan dan Kehutanan dan Faklutas Sains dan Teknologi.
“Kami sangat mengapresiasi kedatangan pak Wempi. Ia menyampiakan dengan tegas hingga telah tertanam dalam jiwa para mahasiswa,” kata rektor UOG Ir. Abraham Werimo.
Dikatakan Werimon, kegiatan tersebut penjabaran dari visi yang dimiliki kampus tersebut, yakni menjadikan UOG Papua sebagai wadah ilmiah yang memiliki wawasan IPTEKS dan daya kompetensi keilmuan untuk perbaikan mutu kehidupan manusia yang takut akan Tuhan dan berjiwa Pancasila. (Abeth You)