Wamena, Jubi – Pemuda Ohena, Minimo, distrik Maima, yang merupakan daerah pekabaran injil pertama di Kabupaten Jayawijaya pada tahun 1954 menyatakan bersatu dalam wadah Ikatan Pelajar Mahasiswa dan Pemuda “Ninai Walok” atau Cinta Negeri Minimo. Badan pengurusnya dilantik Jumat pekan lalu di Minimo.
“Saya kagum dengan inisiatif pemuda Minimo yang bisa membentuk wadah Ninai Walok Minimo. Dengan ini saya barus menyadari bahwa inilah generasi Minimo, karena yang terlebih dahulu selesai sekolah tidak pernah berpikir untuk menyatukan masyarakat kami. Tempat ini tempat sejarah, tapi kami selalu korban pembangunan karena kami tidak pernah bersatu,” kata Meus Mulait, Kepala Kampung Minimo ketika ditemui Jubi di Minimo, Sabtu (19/9/2015).
Ia mengatakan, wadah tersebut hendaknya dijadikan pemersatu. “Tempat ini sangat bersejarah, tapi sama sekali tenggelam, tidak ada perubahan selama ini,” katanya.
Ketua Ikatan Pelajar Mahasiswa dan Pemuda (IPMP) Ninai Walok Minimo, Onoi Lokobal mengatakan, organisasi itu dibentuk untuk membangun Minimo. “Mari, kita bersatu. Kepada intelektual asal Minimo tidak lagi saling menjatuhkan melainkan bersatu dan bersama-sama menyambut pembangunan. Orang-orang di luar sana mengenal Minimo sebagai tempat injil masuk, tapi kami sendiri tidak merasakan itu,” kata Onoi Lokobal.
Minimo adalah salah satu kampung yang dikenal sebagai daerah pertama masuknya injil di Kabupaten Jayawijaya pada tahun 1954. Minimo berasal dari nama sebuah kali, yaitu kali Mini yang terletak di wilayah masyarakat suku Ohena. (Wesai H.)
The post Pemuda Suku Ohena Bersatu Dalam Wadah ‘Ninai Walok’ appeared first on tabloidjubi.com.