
Merauke, Jubi – Debora Simanjuntak, guru PAUD di Kampung Mimi Baru, Distrik Jagebob, Kabupaten Merauke, sudah tujuh bulan belum mendapatkan honor. Meskipun program Paud telah diberhentikan beberapa tahun silam, namun proses belajar mengajar tetap dijalankan sebagaimana biasa hingga saat ini.
Pada 2013, program PAUD sudah tidak dianggarkan lagi dalam APBD, namun para pengajar tetap mengasuh anak-anak.
“Memang kami dijanjikan dari Dinas Pendidikan dan Pengajaran Kabupaten Merauke untuk diberikan insentif. Namun, hingga sekarang, tak kunjung direalisasikan. Meski demikian, pengabdian mendidik anak-anak usia dini, tetap berjalan sebagaimana biasa,” ujarnya Kamis (5/5/2016).
Selama ini, demikian Debora, dirinya merasa sangat terbantu dengan adanya insentif yang diberikan pemerintahan kampung. “Ya, saya tak melihat besar uangnya. Tetapi bahwa ada perhatian diberikan aparatur kampung,” tuturnya.
Saat ini terdapat 30 anak Paud dididik setiap hari untuk mengenal dunia pendidikan. Proses belajar mengajar berjalan rutin. Meskipun honornya tersendat-sendat, namun perhatian terhadap anak-anak tetap dilakukan para guru.
Ketua DPD Nasdem Kabupaten Merauke, Johan Pakage membenarkan program Paud telah berakhir tahun 2013 . Selanjutnya diserahkan kepada pemerintah setempat untuk melanjutkan, termasuk memberikan perhatian para tenaga pengajar.
“Beberapa waktu lalu, saya bertemu Ketua Komisi A Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Merauke, Moses Kaibu dan meminta agar dapat memperjuangkan honor para guru Paud. Hanya saja, sampai sekarang, belum ada tindaklanjut,” ujarnya. (*)