
Jayapura, Jubi – 18 Mahasiswa Pascasarjana Universitas Terbuka (UT) Unit Program Belajar Jarak Jauh (UPBJJ) Jayapura mengikuti ujian Tugas Akhir Program Magister (TAPM) di Jayapura, Kamis (4/6/2016). Dua mahasiswa dari program magister manajemen (MM) dan 16 mahasiswa dari program Magister Administrasi Publik (MAP).
“Hari ini mereka ujian tesis. Saya melihat semua sangat bersemangat. Dari 18 orang tersebut, 15 mahasiswa dari kelompok belajar Serui 15 orang,Wamena 1 orang, dan dari Merauke 1 orang mahasiswa,” kata pengasuh program pascasarjana UPBJJ Jayapura, Suratni, SPd. MPd di Waena, Kamis (4/6/2016).
Suratni menilai, kedelapanbelas mahasiswa itu sudah mendapatkan bimbingan secara intensif dari para pembimbing sehingga dipastikan dapat melalui ujian ini dengan baik.
“Saya bisa pastikan mereka mengerjakan tesis mereka sendiri. Karena kami memastikannya saat mahasiswa melalui ujian proposal. Lagi pula sejak awal semester mereka sudah dilatih mengerjakan makalah lewat tugas-tugas rutin, sehingga mahasiswa sudah tebiasa menulis,” lanjut perempuan yang biasa disapa Bu Ratni oleh mahasiswa.
Suratni menjelaskan UT menyediakan dosen pembimbing dan juga penguji sangat koompeten. Sebut saja, DR Darmanto Msi dari PPS UT Jakarta, DR Heri Nenobais dari Universitas Indonesia, dan beberapa dosen pascasarjana dari Universitas Cenderawasih seperti DR Yosefina Ohoiwutun, Msi, DR Usman Pakasi, Msi. Dan dua dosen penguji untuk program MM, DR Jack Hendri Syauta, MSc dan DR Anita Erari dari Universitas Cenderawasih.
Salah satu mahasiswa program MAP dari Serui, Endang Alastya mengatakan pilihan mengambil UT karena ia ingin melanjutkan pendidikan S2, tetapi tidak bisa meninggalkan kota dimana dia bertugas.
“Sebenarnya ada banyak program pascasarjana yang ditawarkan tapi saya ragu, apakah itu terakreditasi atau tidak. Ketika saya mengenal UT, ternyata UT memiliki program yang sangat berkualitas. Ada pelajaran online rutin setiap minggu dan juga buku,” katanya saat ditemui Jubi di tempat ujian.
Selain mendapatkan pendidikan yang berkualitas, Endang mengatakan biaya di UT cukup rendah jika dibandingkan dengan program pascasarjana yang ada di universitas di Papua.
“Dari awal sampai selesai saya hanya menghabiskan Rp30,7 juta. Tidak ada pungutan lain selain yang sudah ditentukan.
Pendaftaran Program pascasarjana UT baru tahun 2016 baru saja ditutup pada 31Mei 20116 lalu. Pendaftaran berikutnya akan dibuka pada September 2016 nanti dengan beberapa program, yakni Magister Manajemen Perikanan (MMP), Mangister Manajemen (MM), Magister Administrasi Publik (MAP), Magister Pendidikan Dasar (MPDR), Magister Pendidikan Matematika (MPMT).
“Kami juga menyediakan Program Online Magister, untuk program MM, MAP dan MMP. Dengan biaya yang lebih murah dibandingkan dengan program magister reguler,” kata Suratni.
Program Magister Online sepenuhnya menggunakan model pembelajaran berbasis teknologi informasi mulai dari pendaftaran (admisi), registrasi matakuliah semester, proses belajar, bimbingan belajar, dan bantuan layanan belajar.
Jika magister reguler membutuhkan biaya Rp 9,300 juta, sedangkan magister online Rp 7,450 juta. (*)