Quantcast
Channel: Jubi Papua
Viewing all articles
Browse latest Browse all 15166

Sengketa lahan dikhawatirkan picu konflik horizontal

$
0
0
Ilustrasi lahan garapan – pexels.com.

Papua No.1 News Portal | Jubi

Nabire, Jubi – Sengketa kepemilikan lahan dan wilayah adat dirasakan semakin sering terjadi di Nabire. Sengketa bukan hanya dengan pemerintah atau investor melainkan juga antarsesama Orang Asli Papua (OAP).

“Penyerobotan lahan dilakukan sesama OAP. Ini sudah berlangsung lebih dari 20 tahun,” kata Sekretaris Suku Besar Yerisiam Gua Robertino Hanebora kepada Jubi, Senin (23/12/2019).

Hanebora mengungkapkan OAP bukan pemilik ulayat menguasai lahan tanpa persetujuan atau izin dari  pemilik wilayah adat. Kondisi ini dikhawatirkannya memicu konflik horizontal sesama OAP.

“Ini bisa memicu konflik di masyarakat. Banyak lahan dan wilayah adat dari suku-suku asli Nabire di wilayah pesisir diserobot orang yang tidak memiliki hak adat sama sekali,” ungkapnya.

Hanebora mencatat setidaknya terjadi 12 kasus sengketa lahan antarsesama OAP dalam tiga tahun terakhir di Nabire. Sengketa itu terutama terjadi pada lahan ulayat Suku Yerisiam Gua. Sebanyak tiga kasus bisa diselesaikan, sedangkan sebagian besarnya belum dituntaskan.

“Pemerintah dan legislatif diharapkan serius  menangani persoalan ini. Saya sarankan mereka membuat peraturan daerah mengenai pengakuan wilayah adat. Itu bertujuan memproteksi kepemilikan wilayah adat, terutama pada suku-suku asli (pemilik ulayat) di Nabire,” kata Hanebora.

Elisa Monei, warga Suku Yerisiam Gua di Kampung Sima juga mengakui kerap terjadi masalah kepemilikan lahan antar sesama OAP di Nabire. Sengketa tersebut terjadi kampung maupun di perkotaan.

“Tanah itu sudah bersertifikat, tetapi bisa muncul lagi sertifikat baru atas nama pemilik lain. Jadi, semacam main serobot sana-sini,” kata Monei. (*)

 

Editor: Aries Munandar

The post Sengketa lahan dikhawatirkan picu konflik horizontal appeared first on JUBI.


Viewing all articles
Browse latest Browse all 15166

Trending Articles