
Papua No. 1 News Portal | Jubi
Auckland, Jubi – Pelajar-pelajar Pasifik yang telah dievakuasikan dari Tiongkok ke Selandia Baru di tengah-tengah krisis virus corona yang terus memburuk, khawatir tentang keselamatan rekan-rekan lainnya yang masih tinggal di Wuhan.
Pemerintah Selandia Baru menerbangkan sekitar 30 orang Kepulauan Pasifik keluar dari Wuhan, pusat penyebaran penyakit itu.
Sylvia Reddy adalah salah satu dari dua warga negara Fiji dalam penerbangan itu. Tetapi dia khawatir akan 10 pelajar Fiji lainnya yang tinggal. “Saat ini situasi di Wuhan adalah toko-toko kehabisan air minum, mereka kehabisan makanan, kita tidak punya sayuran,” katanya.
Namun, dia berkata pelajar-pelajar Pasifik, bersama dengan warga negara asing lainnya, dirawat dengan baik di pangkalan militer Whangaparaoa di utara kota Auckland.
“Mengingat kita sedang dikarantina, mereka membangun kamp yang sangat baik dengan tempat tidur yang sangat nyaman,” kata Reddy.
Lynette Torreys adalah salah satu dari 17 pelajar PNG yang juga dikarantina.
Dia menerangkan ada sedikit keresahan apakah mereka akan diungsikan oleh Pemerintah Australia atau Selandia Baru. “Kita seharusnya diberangkatkan oleh Australia, tetapi saya tidak tahu kenapa, karena suatu dan lain hal, Australia membatalkan evakuasi untuk kita, jadi tim evakuasi Selandia Baru turun tangan,” kata Torreys.
Dia berkata mereka yang berada di karantina di Selandia Baru akan diizinkan kembali ke negara asalnya setelah dua minggu.
Sementara itu, Bank Dunia memperingatkan bahwa wabah virus corona telah menyebabkan ketidakpastian secara global dan dapat mengancam pertumbuhan ekonomi Papua Nugini, karena industri pariwisata Pasifik terpengaruh akibat virus tersebut.
Di seluruh wilayah Pasifik, larangan masuk bagi warga negara Tiongkok memengaruhi sektor pariwisata, pengunjung dari Tiongkok menyumbang sekitar 5 % dari pasar.
Dr. Neelesh Gounder dari Universitas Pasifik Selatan berkata Fiji, Vanuatu, dan Samoa akan lebih merasakan dampaknya, karena ketiga negara itu memiliki jumlah wisatawan Tiongkok paling besar.
Di Bougainville, kekhawatiran terbesar mengenai keputusan pemerintah PNG, untuk memberlakukan pemeriksaan ketat di semua pelabuhan-pelabuhannya, yang bisa membatasi pengiriman bahan bakar yang digunakan untuk mobil, tetapi juga untuk pasokan listrik di wilayah tersebut. (Pacific Beat)
Editor: Kristianto Galuwo
The post Pelajar Pasifik di karantina khawatirkan rekan mereka di Wuhan appeared first on JUBI.