
Papua No. 1 News Portal | Jubi
Terpuruk setelah kampus ludes terbakar akibat kerusuhan 23 September 2019, justru membuat STISIP Amal Ilmiah Yapis Wamena bangkit menjadi universitas pertama di wilayah Pegunungan Tengah Papua.
Menteri Pendidikan Kebudayaan Republik Indonesia telah mengeluarkan SK Nomor 104/M/2020 tentang perubahan bentuk kelembagaan perguruan tinggi STISIP Amal Ilmiah Yapis Wamena menjadi Universitas Amal Ilmiah (Unaim) per 31 Januari 2020.
Surat keputusan secara resmi diserahkan pada Senin, 17 Februari 2020 Kemendikbud melalui Kepala Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi Wilayah XIV Papua-Papua Barat yang menandakan Sekolah Tinggi Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (STISIP) Amal Ilmiah Yapis Wamena berubah menjadi Universitas Amal Ilmiah.
Dengan begitu, Universitas Amal Ilmiah menjadi satu-satunya Perguruan Tinggi yang telah naik status menjadi universitas di wilayah Pegunungan Tengah Papua.
Pejabat kampus mengatakan, membutuhkan waktu yang cukup panjang, dari 2012 memproses dari sekolah tinggi menjadi universitas.
Usai menerima surat keputusan, Rektor Universitas Amal Ilmiah, Rudi Hartono, mengaku banyak persyaratan yang harus dipenuhi oleh institusi, salah satu adalah Sumber Daya Manusia (SDM).
Sebab ketika akan menjadi universitas dari sekolah tinggi minimal ada syarat mutlak dalam peraturan terbaru pendidikan tinggi, yaitu harus ada lima program studi, tiga prodi, untuk eksak atau sains, dua program studi sosial.
“Sebelum menjadi universitas telah ada empat prodi ilmu sosial sehingga hanya mencari untuk prodi eksak saja,” katanya.
SDM yang dibutuhkan berkaitan dengan rencana program studi yang nantinya akan dibuka untuk memenuhi standar dosen yang sesuai dengan bidang ilmu yang akan dibuka.
“Dosen ini agak sulit untuk kita dapatkan kalau program studinya yang memang basisnya sains, tetapi institusi kampus telah mendatangkan 20 dosen karena penambahan empat prodi baru yang menjadi syarat mutlak,” katanya.
Setelah menjadi universitas, Unaim mempunyai tiga fakultas, yaitu Fakultas Sains dan Teknologi dengan program studi Perencanaan Wilayah dan Kota (S1), Agronomi (S1), dan Manajemen Sumber Daya Lahan (S1).
Kemudian Fakultas Sosial dan Ilmu Politik dengan prodi Administrasi Publik (S1), Ilmu Pemerintahan (S1), Administrasi Bisnis (S1), dan Administrasi Bisnis (D3). Selain itu ditambah Fakultas Ekonomi dan Bisnis program studi Manajemen Retail (S1).
Empat prodi baru adalah Perencanaan Wilayah dan Kota, Agronomi, Managemen Retail, dan Manajemen Pengelolaan Sumber Daya Lahan.
“Mulai hari ini kita membuka pendaftaran untuk delapan prodi tersebut, mudah-mudahan ke depan kita akan mengembangkan prodi lainya yang dibutuhkan di wilayah Pegunungan Tengah Papua ini,” kata Rudi Hartono.
Keterbatasan Sarana Prasarana

Peningkatan status kelembagaan dari sekolah tinggi menjadi universitas ini sangat menarik, karena terjadi di tengah keterbatasan infrastruktur kampus, baik sarana maupun prasarana penunjangnya.
Bagaimana tidak, bangunan kampus STISIP Amal Ilmiah Yapis Wamena salah satu yang menjadi korban amuk massa 23 September 2019. Dampaknya, saat ini seluruh proses perkuliahan dipindahkan sementara di pelataran Mall Wamena selama satu semester ini.
Hampir semua ruangan dari bangunan kampus tersebut dibakar dan hanya menyisikan ruang rektorat dan ruang seminar. Sedangkan ruang kelas, auditorium, dan perpustakaan ludes.
Namun, kata Rudi Hartono, saat ini mulai dilakukan pengerjaan pembangunan kembali gedung kampus oleh Kementerian PUPR. Ditargetkan pembangunan tuntas pada Mei 2020.
“Bangunan yang akan dibangun dari pemerintah pusat akan merekontruksi yang sama dengan sebelumnya, cuma ada perubahan atau spesifikasi yang ditambah, termasuk penambahan pagar keliling dan ruang kelas,” katanya.
Kepala Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi wilayah XIV Papua-Papua Barat, Suriel Mofu, berharap perguruan tinggi tersebut akan memimpin proses pendidikan tinggi di dalam kampus untuk menghasilkan lulusan yang dapat memiliki karakter kemanusiaan yang baik.
“Memiliki ilmu pengetahuan yang tinggi dan dapat membawa pembaharuan bagi Papua ke depan,” ujarnya.
Hal yang sama, katanya, juga menjadi harapan yang sama bagi enam perguruan tinggi swasta yang ada di Pegunungan Tengah Papua.
“Ke depan kita akan terus mendukung pengembangan perguruan tinggi yang ada di Jayawijaya agar dapat mengembangkan prodi-prodi yang lebih relevan dengan kondisi kekinian sesuai kebutuhan masyarakat Papua dan Papua barat, agar dapat memenuhi dan memecahkan persoalan-persoalan kesenjangan dalam berbagai bidang,” katanya.
Wakil Ketua Yapis Wamena, Rustam Haji, berharap peningkatan status kelembagaan tersebut dapat terus memacu para civitas akademika di kampus tersebut untuk dapat terus bergandengan tangan menghasilkan lulusan yang terbaik, khususnya di wilayah Pegunungan Tengah.
Mengenai infrastruktur kampus saat ini, kata Rustam, baik pengurus bersama yayasan bersama-sama untuk bergerak bagaimana caranya sehingga pemerintah bisa melihat untuk membangun kembali gedung kampus yang baru.
“Hal ini agar mahasiswa yang tadinya sudah kuliah baik, namun pasca rusuh kampus tidak ada sehingga menggunakan Mall Wamena untuk berkuliah, semangat ini yang harus terus dibangun bersama,” katanya. (*)
Editor: Syofiardi
The post STISIP Yapis Wamena resmi menjadi universitas appeared first on JUBI.