Papua No. 1 News Portal | Jubi
Manokwari, Jubi – Gubernur Papua Barat, Dominggus Mandacan, mencanangkan Kampung Aimasi, Distrik Prafi, Kabupaten Manokwari, sebagai kampung berdikari di tengan pendemi Covid-19, karena kesadaran warganya dalam menerapkan protokol kesehatan. Kampung Aimasi juga dinilai memenuhi indikator ketahanan pangan, ketahanan kesehatan, dan ketahanan keamanan.
Penyebutan Kampung Berdikari Aimasi disesuaikan dengan kearifan lokal suku Hattam (sub suku besar Arfak) yang dalam bahasa daerah suku Hattam disebut Manu Yaba Nonti Aimasi (Kampung Berdikari Aimasi).
Gubernur Mandacan berharap, ‘Manu Yaba Nonti Aimasi’ dapat dijadikan model oleh seluruh kepala daerah di 13 kabupaten/kota se Papua Barat, untuk memacu warga di kampung-kampung menerapkan hal serupa disesuaikan dengan kearifak lokal masing-masing.
“Kampung Aimasi jadi model bagi yang lain, dan ini harus ditingkatkan sebagai persiapan Papua Barat masuk dalam tatanan kenormalan baru,” kata Mandacan, di Kampung Aimasi, Sabtu (27/6/2020).
Sementara, Kapolda Papua Barat, Irjen Tornagogo Sihombing, sebagai pihak institusi Polri yang terlibat sebagai fasilitator dalam kegiatan pencanangan kampung tangguh-berdikari di Papua Barat, mengatakan bahwa Kampung Aimasi patut dijadikan pilot project (kampung percontohan) dalam rangka memasuki tatanan kenormalan baru di wilayah Provinsi Papua Barat, karena Kampung Aimasi memenuhi tiga indikator yaitu ketahanan pangan, ketahanan kesehatan, dan ketahanan keamanan.
“Tiga indikator ketahanan itulah yang mendasari dipilihnya Kampung Aimasi sebagai salah satu pilot project di wilayah Kabupapaten Manokwari menuju persiapan Papua Barat masuk new normal,” jelas Sihombing.
Ditambahkan Sihombing, selain memenuhi tiga indikator ketahanan tersebut, warga Kampung Aimasi dinilai sangat respek dan patuh terhadap protokol kesehatan. Hal itu, sebut Sihombing, dapat dilhat dari pola hidup dan perilaku warga setempat yang menyediakan air pencuci tangan di setiap lingkungan Rukun Warga (RW) dan mewajibkan penggunaan masker saat di luar rumah.
“Ketahanan pangan terpenuhi, karena warga Kampung Aimasi tekun dalam bertani selama masa pendemi, mereka siapkan rumah isolasi (ketahanan kesehatan), dan mereka juga aktifkan posko siskamling dilengkapi buku tamu (ketahanan keamanan). Dengan demikian warga yang keluar maupun masuk ke dalam wilayah Kampung Aimasi dapat terkontrol,” ujar Sihombing. (*)
Editor: Dewi Wulandari
↧