Perawat di Ambon dikeroyok keluarga pasien Covid-19
Papua No. 1 News Portal | Jubi
Ambon, Jubi - Polresta Pulau Ambon dan PP Lease mendapat laporan kasus dugaan pengeroyokan dan penganiayaan tehadap seorang perawat RSUD dr M Haulussy di Ambon oleh tiga anggota keluarga pasien Covid-19 yang meninggal dunia pada Jumat, (26/6/2020).
Perawat RSUD Haulussy yang diduga dikeroyok dan dianiaya isteri serta dua anak pasien Covid-19 pada Jumat, (26/6/2020) pagi di depan ruang jenazah pasien Covid-19 di RSUD dr M Haulussy itu.
"Saksi-saksi sudah diperiksa dan polisi telah membuat surat pemanggilan terhadap para terduga atau terlapor untuk menghadap Senin besok (29/6)," kata Kepala Polresta Pulau Ambon, Komisaris Besar, Leo Simatupang, Minggu, (28/6/2020).
Baca juga : Ini penyebaran pemantauan Covid-19 di Maluku
Banyak isu negatif terhadap pasien covid-19 di Nabire, ini penjelasan tim gugus
Rumah sakit di Mimika masih rawat 95 pasien COVID-19
Menurut Simatupang, laporan korban ke SPKT memang sudah ditindaklanjuti dimana polisi telah melakukan pemeriksaan beberapa saksi, dan juga membuat surat pemanggilan terhadap terlapor untuk menghadap ke Markas Polresta Ambon dan PP Lesse.
Sementara penasihat hukum korban, Ronny Samloy, menyatakan, kejadian yang dilaporkan itu adalah penghadangan dan pengambilan paksa jenazah di Jalan Jenderal Sudirman, Ambon.
"Yang dilaporkan ke SPKT Polresta Ambon ada tiga orang pelaku di antaranya isteri almarhum bersama dua anaknya pasien Covid-19,” kata Samloy.
Kronologi peristiwanya, waktu itu perawat sedang piket malam hari sampai pagi di lantai dua pada bagian ruang isolasi pasien Covid-19, perawat juga ditemani petugas lain di lantai satu.
Ketika sedang turun turun ke lantai satu sekitar pukul 07:00 WIT, temannya meminta bantuan mengantarkan jasad pasien ini ke ruang kamar mayat yang memang dikhususkan bagi pasien Covid-19.
“Namun saat membawa jasad almarhum tiba-tiba muncul keluarga pasien dari arah belakang. Keluarga pasien menarik dan memukuli perawat, kemudian isteri pasien juga turut memukuli dia,” katanya. (*)
Editor : Edi Faisol
↧