Quantcast
Channel: Jubi Papua
Viewing all articles
Browse latest Browse all 15083

Hengky Rumere, “libero” tangguh Persipura yang kagumi Paolo Maldini

$
0
0
Papua No. 1 News Portal | Jubi Jayapura, Jubi – Mendiang Hengky Rumere adalah salah satu legenda Persipura, dikenal berkat kepiawaiannya menjaga jantung pertahan Mutiara Hitam. Kapten tim Persipura pada era 1968-1978, mendiang Hengki Heipon pernah menyebut Hengky Rumere sebagai sosok yang selalu memberinya rasa aman saat bermain. Heipon pun menyebut Hengky Rumere adalah wakil kapten Mutiara Hitam, jenderal lini belakang Persipura. Hengky Rumere pemain yang cepat dan jago melakukan tekel bersih. Sebagai libero, ia juga piawai dalam membangun serangan dan melakukan penetrasi ke kubu lawan. Salah satu pemain belakang andalan Persipura pada era 1999 - 2010, Jack Komboi, adalah kemenakan dan anak didik yang mewarisi kecakapan Hengky Rumere. Nama-nama besar seperti Aples Tecuari dan Chris Leo Yaarangga juga tak lepas dari tempaan Hengky Rumere. Baca juga: Para bintang Persipura peraih penghargaan pemain terbaik Liga Indonesia Libero Persipura itu selalu bermain halus dan tidak perlu bermain kasar atau beringas. Ia selalu mampu membendung serangan lawan dengan tidak melakukan pelanggaran fatal. Apalagi tekel tekel bersih yang keluar dari kedua kaki Hengky Rumere selalu mulus dan tidak merugikan pemain lawan. Kepada Jubi, Hengky Rumere menceritakan bagaimana pelatih Persipura HB Samsi menempanya menjadi bek tangguh. Hamsi pula yang mengajarinya melakukan sentuhan tubuh dan tekel bersih dalam bertahan. Itulah kenapa Hengky Rumere sangat mengagumi "permainan bersih" defender klub AC Milan, Paolo Maldini. Kekaguman itulah yang membuat Hengky memberikan nama Paolo Rumere kepada anaknya. Paolo Rumere juga piawai bermain bola, dan pernah berkarier di Perseman Manokwari pada 2004. Pada musim 2007-2008, ia mengikuti jejak ayahnya yang bermain di Persipura. Selama di Persipura, Paulo bermain sebanyak 29 kali, dan mencetak dua gol bagi timnya. Membuka PPLP Papua Karir Hengky Rumere di Persipura sempat terhenti saat ia harus melanjutkan kuliah di Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan (IKIP) Yogyakarta selama hampir lima tahun. Selama berkuliah di sana, Hengky Rumere sempat membela PSIM Yogyakarta. Akan tetapi, Hengky Rumere tak cuma piawai mengawal jantung pertahanan Persipura atau PSIM. Kecakapan Hengky melatih pemain muda diakui gurunya sendiri, HB Samsi. HB Samsi pula yang bersama-sama Hengky membuka dan mengembangkan Pusat Pendidikan dan Latihan Pelajar (PPLP) sepakbola di Papua pada 1988-1994. Kelebihan Hengky Rumere adalah jeli melihat dan menilai pemain muda berbakat yang bisa ditempa menjadi pesepakbola berkarakter. PPLP Papua generasi Aples Tecuari, Ferdinando Fairyo, David Saidui, Chris Leo Yaarangga, Ritham Madubun, Yohanes Bonay adalah hasil tempaan Hengky Rumere dan HB Samsi. Hengky Rumere pelatih yang tahu bagaimana membangun kepercayaan anak didiknya. Ia pernah bercerita kepada Jubi, mengisahkan bagaimana Christian Leo Yarangga yang selama tinggal di asrama selalu ingin pulang ke Biak. Hengky lah yang meyakinkan Christ Leo Yarangga untuk tetap bertahan dan menekuni sepak bola. Hengky dan HB Samsi juga jeli membaca kelemahan masing-masing anak didik mereka, dan membuat program latihan khusus bagi setiap pemainnya. Chris Yarangga misalnya, selama bermain hanya mengandalkan kaki kanan untuk menendang bola. Hengky dan Samsi memaksa Chris Yarangga beralih menendang dengan kaki kiri, setiap hari, hingga tendangan kaki kirinya sebaik sepakan kaki kanan. Hengky dan Samsi juga pernah membuat program latihan heading untuk Izaac Fatari. Nama-ama pemain seperti Ritham Madubun, Ferdinando Fairyo, Ronny Wabia, Yacob Rimayom, Christ Leo Yaranga, David Saidui, Ramses Rumbekwan dan penjaga gawang Yohanes Bonay adalah nama pemain yang pernah mencicipi kepelatihan Hengky Rumere. Begitu pula dengan Carolino Ivakdalam, Abdul Haji Mayor dan libero timnas Aples Tecuari. Hampir sebagian besar pemain PPLP Irian Jaya selalu menjadi pilihan tim PON ataupun regenerasi di tubuh Persipura. Baca juga: Lodewijk Roembiak, pesepakbola Papua di Liga Eropa “Bersama bapak HB Samsi, Hengky Rumere yang akrab panggil 'Heru' membesarkan kami di diklat PPLP Irian Jaya tahun 1986. Saya, Carolino Ivakdalam, Chris Yarangga, Ritham Madubun (alm), Ramses Rumbekwan, Theo Awom, David Saidui dan Yohanes Bonay, adalah cikal bakal juara PON XII/1993 dan sekaligus membawa kembali tim Persipura dari Divisi I ke Divisi Utama sampai hari ini,” kata Ferinando Fairyo kepada Jubi. Tak heran, Komda PSSI Papua selalu memberikan tugas kepada Hengky Rumere sebagai salah seorang pencari bakat bagi pemain muda. Belakangan Ferdinando Fairyo mewarisi kejelian Hengky Rumere sebagai pencari bakat. Fairyo termasuk salah satu pelatih yang juga ikut melatih tim PON Papaua 2004, yaitu Boaz T Solossa dan kawan-kawan. Jubi pernah meliput bagaimana Hengky Rumere dan Ferdinando Fairyo menyigi bakat 600 pemain sepak bola muda Papua untuk diberangkatkan ke Uruguay pada 2010. Pelatih asal Uruguay, Caesar Pajlovic kepada Jubi mengatakan sebenarnya banyak pemain berbakat Papua bisa terpilih, namun kuota tim yang diberangkatkan ke Uruguay sangat terbatas, hanya 11 orang. Yanto Basna salah satu pemain yang lolos ke Uruguay, yang setahun kemudian disusul Terens Puhiri. Sang legenda itu, Hengky Rumere si libero Persipura, berpulang pada Minggu, 19 Februari 2017, setelah terbakar dalam rumahnya. Sang libero "tekel bersih" itu telah ikut mewariskan "peta jalan" dan "cetak biru" pembinaan para pemain sepak bola berbakat di Papua.(*) Editor: Aryo Wisanggeni G

Viewing all articles
Browse latest Browse all 15083

Trending Articles