Papua No.1 News Portal
Jayapura, Jubi - Pendiri Komunitas Sastra Papua (Ko'Sapa) Andi Tagihuma mengatakan, produk sastra lokal ,seperti cerita rakyat Papua, dongeng, legenda, puisi, nyanyian dalam bahasa daerah, cerita pendek, novel, sebaiknya diajarkan di sekolah-sekolah di Papua .
"Menurut Tagihuma, penerapan pendidikan sastra bertujuan untuk membentuk karakter anak-anak Papua yang berbasiskan pada kebiasaan hidup atau kebudayaan itu sendiri,"katanya kepada Jubi, saat ditemuinya di para-para Antropologi Kaki Abu, di Abepura, Kamis (2/7/2020).
Tagihuma mengatakan, penerapan pendidikan sastra di sekolah -sekolah di Papua perlahan-lahan senyap. Karena itu menurutnya pemerintah provinsi Papua dalam hal ini dinas pendidikan untuk kembali mencetak buku-buku sastra untuk pelajar.
"Perkembangan anak-anak Papua akan baik jika ada bacaan pendukung dan kelas khusus mereka belajar tentang sastra baik di muatan lokal atau mata pelajaran bahasa Indonesia," katanya.
Tagihuma menambahkan, pemerintah juga harus bisa melirik dan bergandengan tangan dengan komunitas atau gerakan yang konsen dengan Sastra.
"Bacaan Sastra itu penting karena justru belajar tentang kehidupan sehari-hari. Ada kebiasaan kebiasaan orang Papua yang baik untuk dikembangkan di zaman sekarang. Contohnya, bagaimana cara membuat patung ukir, secara matematis terletak dimana begitu juga secara ekonomis dst," katanya.
Sekretaris Ko'SaPa Alex Giyai mengatakan, pendidikan Sastra itu sangat penting dalam menjaga dan mewariskan kehidupan sehari-hari yang penuh dengan nilai-nilai dan etika.
"Hal prinsipil inilah yang harusnya dilirik oleh pemerintah provinsi Papua dalam mengubah pendidikan di Tanah Papua. Tapi juga menyiapkan masa depan yang berfikir lokal dan bertindak internasional," katanya. (*)
Editor: Syam Terrajana
↧