Papua No. 1 News Portal | Jubi
Jayapura, Jubi – Masih ingat Rivaldo Vitor Borba Ferreira, striker Brazil yang mendunia saat membawa Barcelona menjuarai Copa del Rey 1998 serta La Liga musim kompetisi 1998 dan 1999? Gaya permainan Rivaldo yang juga mengantar Brazil menjuarai Piala Dunia 2002 itu unik. Sekilas, pemain yang turut membawa AC Milan memenangkan Piala Champions UEFA 2003 itu terlihat "malas bergerak", namun tiba-tiba ia menggetarkan jala gawang lawan.
Bagi para penggemar lama Persipura Jayapura, gaya permainan santai Rivaldo itu membuat mereka terkenang jagoan lama Mutiara Hitam, Gento Rumbino. Pemain yang mengenakan kaos Persipura bernomor punggung 10 pada era 1970-an itu juga bermain santai, seperti "malas bergerak", namun tiba-tiba membuat gawang lawan kebobolan.
Seperti Hengky Heipon dan Hengki Rumere, Gento Rumbino adalah jebolan Sekolah Teknik Menengah (STM) Dok VII, Kota Jayapura, Papua, pada era 1963-1965. Mereka sama-sama pemain pilihan yang direkrut guru HB Samsi untuk meramu anak-anak muda Papua menjadi "generasi baru" Persipura.
Baca juga: Victor Sergio, pemain asal Argentina pernah juara bersama Persipura
Saat itu, Persipura Jayapura kehilangan striker terbaiknya, karena Dominggus Waweyai tak pulang ke Indonesia selepas mengikuti try out tim nasional Indonesia ke Belanda. Persipura juga ditinggalkan Levianus Doom, yang tengah mengikuti pendidikan Akademi Kepolisian di Semarang. Praktis, lini depan Persipura bertumpu kepada striker Hengky Mauri dan Niko Patipeme.
Menurut Hengky Heipon, dalam Pekan Olahraga Nasional (PON) 1969 di Surabaya, tim Mutiara Hitam baru menemukan legenda Persipura Timo Kapisa. Selama di Persipura, Timo Kapisa berduet dengan Gento Rumbino, dengan dilapis Nico Patipeme. Ketiganya-Timo Kapisa, Gento Rumbino, dan Nico Patipeme-menjadi trio yang tajam dan ditakuti lawan.
Saat Persipura bertanding melawan klub Hitachi dari Jepang di Stadion Gelora Senayan, Jakarta, pada 23 Maret 1973, pelatih Choi Song On juga menurunkan trio Nico Patipeme, Timo Kapisa, dan Gento Rumbino. Meskipun Persipura kalah 2-1, trio Patipeme, Kapisa, dan Rumbino kerap merepotkan lini pertahanan Hitachi.
Nico Patipeme dan Gento Rumbino menghabiskan karir mereka di Persipura. Sementara Timo Kapisa bergabung dengan klub Galatama Warna Agung. Pensiun dari Persipura, Gento Rumbino mendapat tugas belajar ke Bandung. Dari sana, ia bekerja sebagai karyawan PN Nindya Karya, yang sekarang dikenal sebagai PT Nindya Karya (Persero).
Baca juga: Saat penonton Thailand mengira semua pemain Persipura dari Afrika
Pada masa tuanya, Rumbino tinggal di Panti Jompo Palomo milik Dinas Sosial Provinsi Papua di Sentani, Kabupaten Jayapura, sejak 2008, atas jasa baik Gubernur Provinsi Papua saat itu, Barnabas Suebu. Gento Rumbino mengaku sangat senang tinggal di panti jompo itu, karena setiap Sabtu selalu mendapat sajian sagu dan kuah ikan kuning.
"Paitua Bas Suebu yang perintahkan saya tinggal di Panti Jompo,” kenang mendiang Rumbino kepada Jubi saat itu. Di panti jompo itu pula Rumbino menceritakan kebanggaannya menjadi pemain bernomor punggung 10 Persipura. Ia juga bercerita, selama menjalani tugas belar di Bandung, ia sempat bermain bersama klub Persib Bandung.
Salah seorang keponakan Gento Rumbino, A Malo menuturkan pamannya tinggal di Panti Jompo Palomo hingga berpulang pada 2017. “Iya, Bapak [Gento] tinggal di sana sejak 2008, hingga ajal menjemputnya pada 2017 lalu,” kata Malo yang ditemui Jubi di Kampung Skouw Mabo pada pekan lalu.(*)
Editor: Aryo Wisanggeni G
↧