Quantcast
Viewing all articles
Browse latest Browse all 15420

Update 24 Juli: Kehabisan stok, Litbangkes Papua berhenti terima swab terduga Covid-19

Papua No. 1 News Portal | Jubi Jayapura, Jubi – Laboratorium Balai Penelitian dan Pengembangan Kesehatan atau Litbangkes Papua di Kota Jayapura untuk sementara waktu akan berhenti menerima sampel swab terduga Covid-19 mulai Minggu (26/7/2020). Langkah itu dilakukan karena laboratorium Kementerian Kesehatan RI itu kehabisan sejumlah bahan habis pakai untuk memeriksa swab terduga Covid-19, dan ribuan sampel swab antre untuk diperiksa di sana. Hingga Jumat (24/7/2020), antrean sampel swab yang menunggu untuk diperiksa di Litbangkes Papua mencapai 1.500 sampel lebih. Antrean panjang itu terjadi karena Laboratorium Kesehatan Daerah Papua juga telah kehabisan reagen dan berhenti melakukan pemeriksaan PCR Covid-19 sejak 30 Juni 2020. Sejak saat itu, pemeriksaan PCR di Kota Jayapura bertumpu kepada Litbangkes Papua. Jika Litbangkes Papua juga berhenti melakukan pemeriksaan PCR, tidak ada pemeriksaan PCR yang dapat dilakukan di Kota Jayapura. Situasi itu terjadi di saat Kota Jayapura menjadi daerah dengan risiko penularan virus korona tertinggi di Papua. Gugus Tugas Covid-19 Pusat di Jakarta telah memetakan Kota Jayapura sebagai “daerah merah” dengan risiko penularan virus korona tinggi. Juru Bicara Satuan Tugas (Satgas) Covid-19 Papua, dr Silwanus Soemoele SpOG (K) menyatakan Laboratorium Litbangkes Papua kehabisan sekira 12 macam bahan habis pakai yang digunakan dalam pemeriksaan PCR. Di antara 12 bahan habis pakai yang habis itu, ada 10 barang habis pakai yang telah dipesan, dan pesanan itu diharapkan akan tiba di Jayapura pada pekan depan. Akan tetapi, Satgas Covid-19 Papua tidak mampu mendapatkan pasokan dua bahan habis pakai lainnya. Kedua bahan habis pakai yang tidak bisa didapatkan itu adalah microplate PCR biorat dan Microseal B Film optically clear Adhesive seal. “Sejumlah dua bahan habis pakai yang saat ini di seluruh Indonesia jumlahnya terbatas. Kita tidak tahu mencari di mana. [Kami] meminta dukungan dari Kementerian Kesehatan untuk bisa membantu kami mendapatkan dua alat itu,” kata Soemoele di Jayapura Jumat (24/7/2020). Baca juga: Update 24 Juli: Ada 40 kasus baru Covid-19, total kasus capai 2.760 kasus Soemoele mengakui, pihaknya belum dapat memastikan apakah pada pekan depan ada laboratorium yang bisa melakukan pemeriksaan PCR di Kota Jayapura. “Kita belum tahu untuk minggu depan, apakah pemeriksaan PCR itu bisa terlaksana atau tidak. Untuk sementara waktu, kabupaten/kota dan pelayanan kesehatan [diminta] untuk tidak mengirim sampel ke Litbangkes, sampai dipastikan bahwa 12 item bahan habis pakai itu sudah siap di Jayapura,” katanya. Soemoele khawatir jika sampel swab terduga Covid-19 tetap dikirimkan ke Litbangkes Papua, sampel itu akan rusak sebelum sempat diperiksa. “Kalau mereka sudah mengirim kepada kita, dan tidak bisa dilakukan pemeriksaan. Kami kuatir sampel tersebut untuk rusak. Kalau sampel itu rusak itu maka harus dilakukan pemeriksaan atau pengambilan sampel ulang lagi ,” katanya. Terkait habisnya reagen Covid-19 di Laboratorium Kesehatan Daerah (Labkesda) Papua, Soemoele menjelaskan laboratorium itu telah berhenti melakukan pemeriksaan PCR sejak 30 Juni lalu. “ Mungkin, jika minggu depan pemeriksaan [PCR di Kota Jayapura] tidak jalan, kami mengharapkan teman-teman bisa mendorong [pemeriksaan PCR] di Kabupaten Mimika,” katanya, merujuk kepada dua alat PCR yang ada di Mimika. Kepala Litbangkes Papua, dr Antonius Oktavian, M.Kes membenarkan soal penghentian sementara penerimaan sampel swab terduga Covid-19 di laboratoriumnya mulai Minggu (26/7/2020). “Kami hentikan sementara pemeriksaan laboratorium Covid-19 karena persediaan reagen dan alat-alat sekali pakai seperti pipet dan lain-lain semakin menipis," kata Antonius. Antonius menyatakan penerimaan sampel harus dihentikan, karena pihaknya khawatir kiriman sampel swab baru akan rusak sempat diperiksa, mengingat antrean swab yang belum diperiksa mencapai 1.500 sampel. "Kami khawatir jika pemeriksaan sampel terus kami lakukan maka sampel-sampel yang baru itu akan rusak, karena tidak ada reagen dan alat-alat lainnya. Kami juga sudah minta ke pusat peralatan medis untuk pemeriksaan sampel itu dan kami masih menunggu” jelasnya.(*) Editor: Aryo Wisanggeni G

Viewing all articles
Browse latest Browse all 15420

Trending Articles