Papua No. 1 News Portal | Jubi
Jayapura, Jubi – Ketua Pemuda Katolik Komisariat Daerah (Komda) Papua Alfonsa Wayap, menyampaikan selamat atas terpilihnya Stefanus Asat Gusma sebagai Ketua Umum Pusat Pemuda Katolik periode 2022-2024, termasuk Komda Papua yang telah memberikan dukungan dalam kepengurusan tiga tahun mendatang. Namun demikian, perlu dibangun konsolidasi di setiap Komda dan Komcab (Komisariat Cabang). Dari sekian program prioritas, perlu pemetaan potensi Pemuda Katolik yang tersebar di setiap lini dan bidang, serta fokus pada advokasi HAM di Tanah Papua.
“Saya pikir, ini merupakan satu hal yang perlu diseriusi. Semacam dibuat gugus tugas yang kemudian bisa dilakukan advokasi ke berbagai pihak, untuk mencari akar soal dan ada solusi yang harus dilakukan Pemuda Katolik, sehingga isu kebangsaan yang diharapkan bisa berjalan sesuai harapan kita bersama,” kata Alfonsa kepada Jubi di Jayapura, Selasa (16/11/2021).
Dia mengatakan, di usia ke-76 pada 15 November 2021, Pemuda Katolik harus mampu melihat dinamika sosial yang dinamis.
Baca juga: 194 Imam Katolik serukan gencatan senjata di Papua
“Jangan kita hanyut dengan ‘kedinamisan’ dunia, tetapi saya mengajak Pemuda Katolik yang ada di Komcab-Komcab untuk jeli dalam menyikapi dinamika sosial,” katanya.
Selain itu, Pemuda Katolik juga dituntut untuk bersikap tegas dan logis dalam menyuarakan kebenaran dan keadilan bagi kemanusiaan dan Bonum Commune (kebaikan bersama).
Dalam Kongres Nasional XVIII Pemuda Katolik bertema “Pemuda Katolik tangguh Indonesia pulih” yang dihadiri 31 Komda di Indonesia, 12-14 November di Semarang, Jawa Tengah, baik tatap muka, maupun virtual, Stefanus Asat Gusma terpilih sebagai Ketua Umum Pusat Pemuda Katolik periode 2022-2024.
Uskup Agung Semarang, Mgr. Dr. Robertus Rubiyatmoko dalam kotbah misa syukur ulang tahun Pemuda Katoik mengatakan, Pemuda Katolik yang tangguh itu terjadi jika seluruh kegiatan berorientasi pada visi-misi. Selain itu, Pemuda Katolik harus memberikan kontribusi nyata ketika tampil lantang melawan ketidakadilan.
Peran Pemuda Katolik, lanjutnya, akan nampak tangguh kalau mampu mengambil peran dalam ragam persoalan di lingkungan sosial masyarakat, seperti persoalan pandemic covid-19.
Baca juga: Elite bisnis peralat anggota TNI/Polri untuk lakukan kekerasan di Papua
“Pemuda Katolik juga harus terlibat dalam pesta demokrasi tahun 2024 mendatang. Pemuda Katolik diharapkan bisa merawat lingkungan hidup. Selain itu, dengan berkembangnya dunia teknologi. Dari era-4.0. dan memasuki 5.0. Pemuda Katolik dituntut untuk melek digital dan kedepannya menjadi duta transformasi digital,” katanya seperti dalam press rilis yang diterima Jubi, Selasa.
Ketum PP Pemuda Katolik Karolin Margret Natasa meminta kepada kader Pemuda Katolik agar terus menjiwai semangat Pro Ecclesia et Patria (demi Gereja dan tanah air). Pasalnya banyak tantangan yang menjiwai proses menjadi organisasi masyarakat yang memiliki ciri khas kekatolikan seperti Pemuda Katolik.
“Saya berhadap Pemuda Katolik terus menghayati semangat keterlibatanya dalam hidup menggereja dan bermasyarakat. Memasuki pesta demokrasi pada 2024 mendatang. Pemuda Katolik harus mengambil bagian dalam pesta demokrasi. Selain itu, saya minta kawan-kawan Pemuda Katolik untuk terus membangun relasi yang baik dengan Gereja dan merawat nilai-nilai Pancasila,” katanya.
Gusma secara aklamasi terpilih sebagai Ketua Umum (Ketum) Pemuda Katolik periode 2022-2024. Dia menjadi Ketum menggantikan dr. Karolin Margret Natasa yang terpilih menjadi Ketum selama dua periode pada Kongres XVI Batam tanggal 21-23 Agustus 2015 dan terpilih pada periode kedua dalam Kongres XVII di Kupang 9 Desember 2018.
Baca juga: Pemuda Katolik diminta kritis terhadap masalah di Papua
Gusma menghadirkan unit-unit kerja organisasi, diantaranya gugus tugas konsolidasi organisasi, gugus tugas penataan dan distribusi kader, gugus tugas media handling, gugus tugas kerja bisnis, gugus tugas advokasi dan hukum, gugus tugas riset dan kajian kebijakan publik dan gugus tugas isu kebangsaan dan HAM Papua.
“Kepada masing-masing program ini diberi program konkret dengan sasaran dan target yang jelas. Sekaligus saya berharap menjadi pemicu bagi seluruh kalangan muda untuk bahu-membahu memaksimalkan arus positif pembangunan dalam segala aspek berbangsa dan bernegara,” katanya.
Dalam sambutan virtual, Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas mengajak Pemuda Katolik menjadi duta moderasi beragama. Dalam moderasi beragama, sebutnya, terkandung pesan dasar, seperti, memajukan kehidupan umat beragama, menjunjung tinggi keadaban dunia, menghormati harkat dan martabat manusia, memperkuat nilai moderat, memajukan perdamaian, dan menghargai kemajemukan.
“Muatan pesan keagamaan dalam moderasi beragama ini harus menjiwai setiap kader Pemuda Katolik dari Komda hingga Komcab. Mentaati komitmen kebangsaan adalah syarat mutlak sebagai warga Gereja dan warga negara,” katanya. (*)
Editor: Timoteus Marten