Papua No.1 News Portal | Jubi
Jayapura, Jubi – Striker asal Ukraina, Yevhen Bokhashvili mencatatkan rekor buruk bagi striker asing di Persipura Jayapura. Striker berusia 28 tahun itu belum membuahkan satu gol pun sejak pertama bergabung dengan Persipura.
Yevhen didatangkan oleh manajemen Persipura menjelang kompetisi BRI Liga 1 2021. Penampilannya bersama PSS Sleman di Liga 1 2019 membuat Jacksen Tiago tertarik untuk merekrut eks penyerang tim nasional Ukraina U-21 itu.
“Dimata saya, Yevhen jadi pilihan yang terbaik. Dia punya pengalaman di sepak bola Indonesia, dan jadi salah satu striker yang produktif di kompetisi sepak bola Indonesia ketika bermain dengan PSS. Dia punya skill yang sangat baik,” ungkap eks pelatih Persipura, Jacksen Tiago ketika mengomentari soal kelebihan Yevhen.
Namun fakta di lapangan berbeda, dalam 9 penampilannya dari 13 pertandingan yang sudah dilakoni oleh tim Mutiara Hitam, Yevhen belum bisa menyumbangkan sebiji gol untuk Persipura. Striker bertato itu baru mencatatkan satu kali assist.
Buruknya, dalam 8 kali penampilannya, Persipura gagal mendapatkan poin, alias menelan kekalahan. Kemenangan pertama baru ia rasakan saat Persipura menang 2-1 atas Persikabo 1973 di laga pekan ke-12 lalu.
Paceklik gol selama 9 kali penampilan, dan gagal berkontribusi bagi Persipura, membuatnya menjadi striker asing dengan catatan terburuk dan termandul sepanjang sejarah klub.
Saat masih menukangi Persipura, pelatih asal Brasil, Jacksen Tiago mengakui jika produktivitas timnya belum cukup baik.
“Jelas kita punya sebuah persoalan di sana (lini depan). Tapi saya yakin belum 50 persen kemampuan mereka keluarkan, yang harus dibenahi dan menjadi salah satu PR kita itu persoalan di lini depan, dan kami yakin bisa perbaiki itu tahap demi tahap,” aku Jacksen.
Yevhen merupakan pemain asing pertama asal Eropa Timur yang pernah bermain di Persipura.
“Yevhen pemain yang berasal dari Ukraina. Dia pemain pertama dari Eropa Timur yang bermain untuk Persipura sepanjang sejarah klub,” kata manajer Persipura, Arvydas Ridwan Madubun alias Bento.
Sebelum Yevhen, rekor striker asing terburuk Persipura ditorehkan oleh striker asal Mali, Mamadou Samassa, saat memperkuat Persipura di musim 2019. Ketika itu, Samassa gagal menunjukkan kualitasnya sebagai seorang striker produktif dalam 11 laga Persipura.
Jika dibandingkan dengan striker-striker asing lainnya yang pernah menghuni lini depan Persipura, apa yang telah dicapai oleh Samassa hingga pekan ke-11 itu terbilang jadi yang terburuk.
Fenomena tersebut adalah yang pertama kalinya jika melihat jejak rekam striker-striker asing Persipura sebelumnya.
Boakay Eddie Foday yang direkrut Persipura di musim 2013/2014 juga tak banyak berkontribusi bagi timnya. Namun striker asal Liberia ini bisa menciptakan 5 gol dari 16 penampilannya bersama tim Mutiara Hitam.
Berikutnya, rekan senegara Boakay Foday, Edward Junior Wilson malah bisa mencetak gol lebih banyak, dengan jumlah 7 gol dari 15 penampilan. Wilson mencetak gol pertamanya di laga ketiga bersama Persipura. Wilson bahkan ikut mengantarkan Persipura meraih trofi ISC 2016.
Sementara Addison Alves yang datang di tahun 2017 juga mencatatkan jumlah gol yang tak sedikit. Striker asal Brasil ini mencetak gol perdananya di pekan ketujuh.
Ia juga mampu mencetak 15 gol dari 30 penampilan di musim debutnya bersama Persipura. Di musim 2018, Addison kembali ke Persipura usai memperkuat Persija Jakarta dan membukukan 5 gol dari 16 penampilan.
Kompatriot Addison, Hilton Moreira juga mencatatkan torehan apik. Ia membuat 11 gol selama bermain sebanyak 29 kali di musim 2018. Sedangkan, satu striker asal Brasil lainnya, Marcel Sacramento mencatatkan 7 gol dari 14 penampilannya hanya dalam paruh pertama Liga 1 2018.
Marcel sendiri hanya membutuhkan dua pekan untuk mencetak gol perdananya.
Sebelumnya, striker asal Brasil bernama Luis Pilar yang direkrut saat kompetisi Liga 1 2019 hendak bergulir justru bisa mencetak 4 gol dalam beberapa laga ujicoba. Sayang, yang bersangkutan tak bisa bergabung di kompetisi resmi lantaran terkendala dokumen. (*)
Editor: Edho Sinaga