Koordinator Tim Penasihat Hukum terdakwa Alexander Nekenem, dkk, Yan Christian Warinussi – Jubi/Niko
Manokwari, Jubi – Tim Penasihat Hukum terdakwa Alexander Nekenem, dkk. menilai tindakan Jaksa Penuntut Umum (JPU) Syahrul yang tidak melaksanakan penetapan majelis hakim perkara tersebut merupakan tindakan yang termasuk kategori contempt of court (melawan dan merendahkan martabat pengadilan).
Koordinator Penasihat Hukum Alexander, Yan Christian Warinussi kepada Jubi, Senin (16/11/2015) mengatakan, JPU yang tidak segera membawa terdakwa Narko Murib yang sedang sakit dan telah diketahui jelas oleh majelis hakim pidana di bawah pimpinan Hakim Ketua Maryono yang juga adalah Ketua Pengadilan Negeri Manokwari.
”Padahal sakitnya terdakwa Narko Murib sudah diketahui hakim ketua tersebut yang sudah memerintahkan JPU agar membawa terdakwa keluar dari tahanan untuk diperiksa dan diobati secara medis di rumah sakit,” katanya.
Namun demikian JPU Syahrul hanya mendatangkan tenaga medis yang bukan dokter dari kepolisian untuk memeriksa tekanan darah (tensi) terdakwa Murib. Selain itu, hanya diberikan obat penurun panas tanpa adanya pemeriksaan secara medis yang bisa terindikasi sebagai malpraktek di bidang kesehatan.
”Dengan demikian maka saya cenderung memandang bahwa tindakan JPU Syahrul tersebut dapat dikualifikasikan sebagai tindakan yang bersifat melawan dan atau merendahkan martabat peradilan (contempt of court) yang dapat dipersoalkan secara hukum,” katanya.
Sementara JPU Syarul yang dikonfirmasi mengaku akan menerima gugatan hukum yang dilakukan. Ia bahkan siap jika diajukan banding, sehingga putusan tersebut mengenai terdakwa akan dikaji ulang.
“Akan saya kaji kalau ada keliru dan terdapat kesalahan akan kami penelaahan,” kata Syarul. (Niko MB)