
Ketua Dewan Adat Byak, Yan Pieter Yarangga – Jubi/Marten Yarangga
Biak, Jubi – Ketua Umum Dewan Adat Papua (DAP), Yan Pieter Yarangga, yang juga Ketua Dewan Adat Byak mempersilahkan Pemerintah Kabupaten Biak Numfor dan Pemerintah Provinsi Papua untuk membangun pagar bandara karena masyarakat adat atau pemilik tanah adat tidak melarang.
“Pemilik tanah adat tahu kebutuhan transportasi udara penting untuk sebuah proses pembangunan, mereka juga sudah lihat bandara kita adalah bandara yang bisa menjawab kebutuhan transportasi lintas daerah jadi mereka tidak larang karena untuk kepentingan bersama,” kata Mananwir ketika ditemui Jubi, Sabtu (5/12/2016) di Biak.
Mengenai pelepasan tanah adat bandara, Mananwir menegaskan masyarakat adat tidak menjual dan melepaskan tanah adat mereka sebab tanah, tempat bandara Biak dibangun adalah tanah adat milik masyarakat adat secara komunal.
“Kasih tahu Fransicus Olla (Kadishub Biak), tidak ada penjualan dan pelepasan tanah adat. Tanah ini milik masyarakat adat, silahkan pemerintah bangun tapi hargai masyarakat adat. Uang miliran rupiah itu tidak sama dengan milik dan pemberian masyarakat adat bagi pembangunan di Biak dan Papua,” ujar Mananwir.
Meski demikian, Mananwir mengakui selama ini keamanan dan ketertiban dalam bandara kurang terjamin karena masyarakat di sekita bandara sering melintas dalam bandara. Untuk itu, ke depannya Mananwir memastikan hal serupa takan terjadi lagi.
Sebelumnya, Kepala Dinas Perhubungan Biak Numfor, Fransisco Olla sangat mengharapkan pengertian dan kerja sama seluruh masyarakat Kabupaten Biak Numfor dan secara khusus masyarakat Kampung Ambroben Distrik Biak Kota terkait rencana pemagaran areal bandara sepanjang 1.200 meter agar rencana Bandara Frans Kaisepo Biak menjadi Bandara Internasional dapat terwujud.
“Kita bayangkan, kalau kita mau ke Jepang lewat Palau (Negara, Republik Palau) hanya tiga jam. Begitu juga dari Honolulu ke Los Angles. Kami sayangkan bila peluang ini tidak dimafaatkan baik karena mengutungkan kita,” katanya belum lama ini. (Marten Boseren)