
Ilustrasi – IST
Paris, Jubi/Antara/Xinhua – Rancangan akhir mengenai kesepakatan baru iklim global dihasilkan oleh para perunding di Paris pada Sabtu (5/12/2015), dan siap buat ditangani para menteri sehingga mereka bisa menangani perbedaan politik yang peka pekan ini.
Rancangan tersebut, yang kini setebal 21 halaman, terdiri atas 26 pasal yang mencakup berbagai masalah dan mencakup pengurangan gas buangan, penyesuaian, kerguian dan kerusakan, keuangan, teknologi dan transparansi tindakan. Rancangan itu kini akan diserahkan kepada para menteri untuk dibahas lebih lanjut pekan ini.
Kesepakatan Paris diperkirakan akan menjadi alat kedua yang mengikat secara hukum berdasarkan Konvensi Kerangka Kerja PBB mengenai Perubahan Iklim—kesepakatan yang mewajibkan negara maju menjadi pelopor dalam pengurangan buangan karbon dan menyediakan dukungan keuangan buat negara berkembang.
Yang pertama ialah Protokol Kyorot, yang menetapkan jumlah buangan sasaran pengurangan gas buangan buat negara maju.
Dibandingkan dengan versi pertama rancangan yang dicapai para perunding pada awal tahun ini di Paris, yang memiliki hampir 100 halaman, rancangan pada Jumat (4/12/2015) lebih bisa dibaca dengan pilihan yang lebih sedikit dan lebih jelas untuk bermacam masalah. “Ini adalah berita baik. Ini layak dirayakan,” kata Su Wei, Kepala Perunding Tiongkok.
Namun ia menambahkan “beberapa perbedaan” masih harus diselesaikan dalam kesepakatan tersebut. Semua negara mesti meningkatkan upaya mereka pekan ini, saling bekerja sama dan menemukan penyelesaian nyata sesegera mungkin.
Para pejabat dari 195 negara memiliki waktu satu pekan untuk merampingkan rancangan kesepakatan setebal 50 halaman menjadi tingkat yang bisa ditangani sehingga para pemimpin mereka dapat membacanya ketika mereka bergabung di meja perundingan.
Mulai Senin malam (30/11/2015), segera setelah sebanyak 150 pemimpin dunia meninggalkan pusat konferensi sesudah memperlihatkan persatuan dalam memerangi tantangan bersama, perubahan iklim, para perunding segera terjun ke dalam masalah rumit yang harus diselesaikan dalam waktu dua pekan. Konferensi perubahan iklim PBB dibuka pada Senin di Paris dan dijadwalkan berlangsung sampai 11 Desember.
Pembicaraan iklim Paris pada Selasa (1/12/2015) memasuki tahap perundingan dasar, saat para perunding mulai mengubah itikad politik yang disampaikan para pemimpin mereka menjadi penyelesaian nyata dalam menghadapi bermacam pertikaian mengenai kesepakatan baru iklim.
Pada 2009, negara maju berjanji akan menyediakan 100 miliar dolar AS per tahun sampai 2020 guna membantu negara berkembang mengurangi gas buangan dan menyesuaikan diri dengan perubahan iklim. Namun menurut perhitungan Lembaga Sumber Daya Dunia, hanya 17 miliar dolar AS yang disediakan sampai 2012.
Negara berkembang ingin negara maju menawarkan jalur bersih ke arah dicapainya sasaran 100 miliar dolar AS dan meningkatkan dukungan dari tingkat itu setelah 2020, ketika kesepakatan Paris diberlakukan. (*)