
Origenes Kaway Anggota Komisi IV DPR Papua – Jubi / Engel Wally
Sentani, Jubi – Anggota Komisi IV DPR Papua, Origenes Kaway, menilai penyelesaian tanah Bandara Sentani yang sampai kini belum selesai karena Pemerintah yang mampu menjadi mediator yang baik. Menurutnya, masyarakat hanya mendengar apa janji Pemerintah tentang tanggal pembayaran. Selebihnya, ketika tidak dilakukan maka tarik ulur dan kepercayaan masyarakat kepada Pemerintah akan luntur.
“Sebagai anak adat saya sangat kecewa dengan tindakan Pemkab Jayapura yang kurang responsif terhadap pemilik hak ulayat seluas 12 hektare yang digunakan Bandara Sentani. Katanya sudah ada tim untuk menyelesaikan persoalan ini. Nyatanya semua jalan di tempat,” kata Origenes Kaway, di Sentani, Sabtu (9/1/2016).
Kaway yang juga Wakil Ketua Dewan Adat Suku Sentani mengatakan Pemkab Jayapura jangan coba-coba memberikan janji kepada masyarakat. Persoalan hitam di atas putih itu urusan kedua. Masyarakat akan lebih percaya kata-kata yang keluar dari pemimpinnya.
“Lalu? Sampai kini semua tinggal sakit hati. Hal ini terjadi sejak Agustus 2015. Tidak ada penyelesaian konkrit,” katanya.
Sementara dari sisi Adat, Origenes Kaway yang juga Ondoafi Bambar, memberikan masukan bagi koleganya di Ondoafi Frans Alberth Joku untuk cepat menyelesaikan persoalan rakyatnya.
“Sebagai seorang ondofolo harus peka dan cepat menyelesaikan persoalan yang terjadi di tengah rakyatnya. Siapa yang berhak menerima uang atas tanah hak ulayatnya, harus diberikan sesuai porsinya dan langsung kepada pemiliknya,” kata Kaway.
Sementara, Daniel Yoku, pemilik hak ulayat tanah seluas 12 hektare tersebut, bingung dengan apa yang dilakukan Pemkab Jayapura dan juga usulan Ondofolo.
“Jujur saja, kami akan berjuang mati-matian untuk menegakkan kebenaran. Siapa yang berhak terima atas tanah hak ulayatnya, tidak akan kami berikan sejengkalpun kepada siapa saja tanpa ada kompensasi,” katanya. (Engel Wally)