Salah satu fasilitas pemerintah yang dipalang belum lama ini – Jubi/ Engel Wally
Sentani, Jubi – Pemalangan fasilitas umum oleh pemilik ulayat untuk menuntut ganti rugi yang belakangan gencar dilakukan dinilai tidak menyelesaikan masalah.
Ketua Forum Kota Sentani, Deniks Felle kepada Jubi di Sentani, Jayapura, Jumat (19/2/2016) mengatakan pemalangan itu sebenarnya bukan budaya orang Papua, tetapi akibat tidak terealisasinya permintaan pemilik ulayat.
“Pemilik hak ulayat sebenarnya hanya menunggu realisasi dari sebuah perjanjian yang telah dibuat oleh kedua belah pihak, tetapi jika hal ini tidak ditepati maka jalan satu-satunya adalah pemalangan,” ujarnya.
Maka dari itu ia mengharapkan agar masyarakat juga dapat mencari cara yang tepat dalam menyelesaikan persoalan hak ulayat.
“Percuma kita mengaku sebagai masyarakat adat, lalu cara kita menyelesaikan sebuah permasalahan dengan cara-cara yang tidak beradap. Dengan duduk bicara dan tidak menonjolkan emosi dan egoisme kita, persoalan dapat diselesaikan dengan baik dan biaya ganti rugi pasti terbayarkan,” katanya.
Sebelumnya Bupati Jayapura Matius Awoitau meminta kepada masyarakat adat untuk tidak menyelesaikan persoalan mereka di jalan-jalan.
“Masalah di kampung tentang hak ulayat dibicarakan dan disepakati di atas para-para adat, bukan diselesaikan di jalan-jalan,” kata bupati. (Engel Wally)