Quantcast
Channel: Jubi Papua
Viewing all articles
Browse latest Browse all 15215

Umat Katolik Abepura Kusuk Ikuti Prosesi Cium Salib

$
0
0
Umat sedang melakukan penciuman salib Tuhan Yesus di Gembala Baik Abepura, Jumat (25/03) - Jubi/Abeth You
Umat sedang melakukan penciuman salib Tuhan Yesus di Gembala Baik Abepura, Jumat (25/03) – Jubi/Abeth You

Jayapura, Jubi – Umat Katolik seluruh dunia merayakan Ibadat Jumat Agung yang merupakan rentetan Tri Hari Suci dalam perayaan Paskah 2016.

Prosesi penghormatan dan penciuman salib dilakukan oleh ribuan umat Katolik di Paroki Gembala Baik Abepura, Keuskupan Jayapura, Papua. Prosesi ini menandai peringatan Jumat Agung yang merupakan peristiwa mengenang sengsara dan wafat Yesus Kristus.

Dalam prosesi penciuman salib ini dihadiri sekitar 2.000 umat Katolik yang mayoritas berpakaian hitam dalam peringatan Jumat Agung, Jumat (25/3/2016).

Dalam ibadat ini juga dilakukannya penciuman kaki Yesus yang tersalib. Umat satu per satu maju dan mengantre untuk mencium kaki Yesus pada salib.

RD. Andreas Trismadi dalam kotbahnya mengatakan, umat yang besar tentu menghargai Juru Selamatnya.

“Kasih karunia Allah dalam menyelamatkan manusia dinyatakan sekalipun disiksa, tapi Ia tidak lari. Allah justru menghadapi dan mengungkapkan kasih-Nya atas umat manusia,” ujarnya.

Katanya, cinta kasih Tuhan dapat umat rasakan. Yesus pun rela meninggalkan ke-Allah-an-Nya untuk manusia.

Upacara penghormatan dan penciuman salib pun membuka hati umat apakah mencium luka-luka Yesus dengan ciuman kasih atau ciuman pengkhianatan.

“Hari ini nyata bagi kita dan di situkah letak sejauhmana keimanan kita,” ucapnya.

“Dengan kisah sengsara Yesus ini umat Katolik diharapkan memiliki konsistensi iman yang kuat dalam mengikuti Tuhan Yesus Kristus, tidak seperti pemimpin Romawi, Pilatus yang melepaskan keputusan yang tidak bijak untuk Yesus, dan murid-murid-Nya yang sebelumnya mengelukan Yesus pada saat memasuki di Yerusalem. Namun saat Yesus sengsara semuanya meninggalkan-Nya,” jelsnya.

Ketua Dewan Paroki Gembala Baik Abepura, Yance Pohwai mengatakan, penciuman kaki Yesus itu menjadikan ekspresi syukur dan kasih Yesus yang telah mengorbankan diri-Nya di kayu salib untuk menebus dosa manusia.

“Karena yang dihormati bukan salib itu, tetapi maknanya, yaitu Kristus yang tersalib, yang rela mengurbankan diri-Nya demi menebus dosa-dosa kita,” ujarnya.

Lanjutnya, kalau diperhatikan semua yang dilakukan di dalam liturgi merupakan ungkapan iman yang keluar dari hati. Juga penciuman salib Kristus adalah suatu ekspresi yang keluar dari dalam hati, yaitu suatu ekspresi syukur dan kasih kepada Yesus yang telah terlebih dahulu mengasihi kita. (Abeth You)


Viewing all articles
Browse latest Browse all 15215

Trending Articles