Quantcast
Channel: Jubi Papua
Viewing all articles
Browse latest Browse all 15075

Pemilih pemilu nasional 2019 Kepulauan Marshall paling rendah

$
0
0
Pemilih dalam pemilu nasional Kepulauan Marshall mengantre untuk memilih di Atol Namu. – RNZI/ Giff Johnson

Papua No. 1 News Portal | Jubi

Majuro, Jubi – Jumlah pemilih yang berpartisipasi dalam pemilu nasional, 18 November 2019 lalu, di Kepulauan Marshall, adalah yang terendah dibanding lima pemilu sebelumnya, dan mungkin yang terendah dalam sejarah pemilu nasional negara itu, sejak pemerintah konstitusional pertama kali dibentuk pada 1979.

Kurang dari 40% pemilih yang terdaftar memberikan suara mereka dalam pemilu nasional baru-baru ini, meneruskan tren jumlah pemilih yang terus menurun sejak rekor pemilih tertinggi, 64%, dilaporkan pada pemilu 2003, menurut informasi yang diterbitkan oleh kantor pemilu Kepulauan Marshall, Marshall Islands Electoral Administration, pada Jumat kemarin (3/1/2020).

Persentase pemilih yang memberikan suara November lalu hanya 38%, turun 8% dari 2015, dan lebih rendah 16% dibandingkan dengan pemilu 2003.

Rendahnya jumlah suara yang diberikan dalam pemilu 18 November lalu, juga menunjukkan kurangnya sistem pemilu melalui pos yang sebelumnya digunakan oleh puluhan ribu warga negara Kepulauan Marshall yang menetap di Amerika Serikat. Pemilu ini menandai pertama kalinya pemungutan suara melalui pos dibatalkan dalam pelaksanaan pemilu nasional Kepulauan Marshall.

Pada 2016, Parlemen negara itu mengesahkan suatu UU untuk membatalkan sistem pemungutan suara melalui pos yang telah berlaku selama empat dekade. UU itu kemudian dinyatakan tidak konstitusional oleh pengadilan di Kepulauan Marshall pada Oktober 2019, tetapi karena tidak ada waktu untuk mempersiapkan sistem pemungutan suara melalui pos secara sigap, sistem ini akan dipulihkan untuk pemilu nasional berikutnya.

Dari semua pemilu sejak 2003, lebih banyak pemilih terdaftar yang memilih dibandingkan 2019 lalu. Meskipun hanya 31.302 warga yang terdaftar pada 2003, 20.078 memilih. Jumlah pemilih terdaftar yang paling tinggi adalah 2019 dengan 47.133 orang, tetapi dari jumlah itu hanya 17.834 yang memberikan suara, menurut data kantor pemilu. Tiga dari lima pemilu terakhir telah dihadiri oleh lebih dari 20.000 orang, sementara pemilu 2007 dihadiri oleh 18.093 pemilih.

Setelah tingkat partisipasi pemilih yang tinggi pada 2003 dengan 64% pemilih memberikan suara, persentase tersebut kian menurun: 50% pada 2007, 51% pada 2011, 46% pada 2015, dan hanya 38 % pada 2019 .

Hanya ada tiga atol dimana lebih dari 50% pemilih yang terdaftar memberikan suara 18 November lalu. Di semua atol dan pulau-pulau lainnya di Kepulauan Marshall, kurang dari 50 % pemilih yang berpartisipasi. Jumlah pemilih terendah adalah di Lae, dimana 21 % atau hanya 199 dari 952 pemilih terdaftar yang memilih. (RNZI/Giff Johnson)

 

Editor: Kristianto Galuwo

The post Pemilih pemilu nasional 2019 Kepulauan Marshall paling rendah appeared first on JUBI.


Viewing all articles
Browse latest Browse all 15075

Trending Articles