Papua No. 1 News Portal | Jubi
Apia, Jubi - Sebuah stasiun TV komersial di Samoa menyatakan tidak akan lagi menyiarkan khotbah oleh Pastor Willie Papu, pemimpin Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh Independen Samoa (Samoa Independent Seventh Day Adventist Church; SISDAC). Sikap itu dilakukan saat sang pendeta dituduh membuat pernyataan yang menjelekkan denominasi Kristen lainnya di Samoa, serta Perdana Menteri Samoa, Tuilaepa Sailele Malielegaoi.
PM Tuilaepa telah mengancam akan mengajukan tuntutan hukum terhadap stasiun TV dan pastor itu, serta memperingatkan mereka untuk bersiap-siap menghadapi konsekuensi hukum penuh dari pemerintah.
Dalam sebuah pernyataan, CEO TV1, Galumalemana Fai’esea Lei Sam, meminta maaf kepada negara itu dengan mengatakan bahwa stasiun TV itu tidak bermaksud mendiskreditkan orang tertentu atau gereja, atau menyebabkan perpecahan di antara organisasi-organisasi keagamaan di Samoa.
“Kita bangga bisa menyediakan akses layanan penyiaran yang setara untuk semua anggota masyarakat kita,” tegas Galumalemana.
“Penyensoran khotbah pendeta-pendeta gereja tidak pernah diperlukan, kita mengandalkan integritas dan penaksiran dari pemimpin-pemimpin Gereja dan semua Hamba Tuhan ketika menyangkut masalah ajaran spiritual,” kata Galumalemana menambahkan.
PM Tuilaepa telah menginstruksikan jaksa agung Samoa untuk memulai penyelidikan pidana fitnah atas insiden itu. Sementara itu Presiden Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh (Seventh Day Adventist; SDA) di Samoa dan Tokelau, Kenneth Fuliese, telah menjauhkan diri dari kontroversi itu.
Menanggapi setelah kecaman nasional yang disebabkan oleh khotbah Pastor Willie Papu, Pastor Fuliese mengatakan kepada koran Samoa Observer edisi akhir pekan bahwa mereka tidak memiliki pandangan yang sama dengan pemimpin-pemimpin SISDAC tentang denominasi gereja lain.
Papu telah menyerang gereja-gereja lain di Samoa melalui khotbah-khotbahnya di televisi, ia khususnya melabel Gereja Katolik sebagai binatang buas. (*)
Editor : Edi Faisol
↧