Papua No.1 News Portal | Jubi
Dogiyai, Jubi - Wacana pemekaran Daerah Otonomi Baru (DOB) Mapia Raya menuai kritik. Pasalnya rencana DOB tersebut bukan keinginan rakyat serta Sumber Daya Manusia (SDM) di daerah itu masih perlu ditingkatkan.
Ketua Rumpun Pelajar, Mahasiswa Siriwo, Mapia, Piyaiye, Topo dan Wanggar (RPM Simapitowa) se-Indonesia, Hengki Mote, mengatakan utamakan dulu peningkatan SDM Mee dan Mapia, bukan mendahulukan DOB.
"Karena suatu daerah mau dimekarkan berarti sudah wajib hukumnya menyiapkan manusia yang mau kerja dulu," ujar Hengki Mote, kepada Jubi, Minggu (5/7/2020).
Secara tradisi suku Mee, kata dia, kalau hendak membuka kebun maka hasilnya dinikmati orang yang bekerja, bukan orang lain.
"Sekarang ini kalau SDM masih minim, jelas yang akan menikmati pendatang," katanya.
Menurutnya Kabupaten Dogiyai sebagai induknya saja belum dibangun benar, seperti kantor pemerintah yanh masih mengontrak rumah warga, padahal sudah 11 tahun Dogiyai dimekarkan dari Kabupaten Nabire. "Lalu gelisah dengan DOB, ini aneh sekali."
Sementara itu, tokoh pemuda asal Mapia, Antonius Boma, menyatakan pihaknya bersama mahasiswa dan rakyat Tota Mapiha, tidak akan pernah mundur menolak DOB.
"Karena kami percaya bahwa MRP dan DPRP yang telah datang sampaikan aspirasi penolakan pada pekan kemarin. Kedua lembaga itu kami percaya, bahwa mereka juga dukung untuk tolak pemekaran itu," kata Boma.
Ia menegaskan, rakyat Tota Mapia bisa mempertahankan kehidupan mereka tanpa pemekaran. (*)
Editor: Kristianto Galuwo
↧