
Massa berkumpul untuk menyaksikan anggota parlemen yang dibawa dalam Kendaraan Polisi untuk dibawa ke Lembaga Pemasyarakatan (LP) untuk menjalani hukuman yang dijatuhkan atas mereka – DISEDIAKAN / Transparency International Vanuatu
Jayapura, Jubi – Sebuah group yang terdiri dari kepala adat dari pulau Santo dan pulau-pulau lain di Vanuatu melakukan perjalanan ke ibukota negara, Port Vila, untuk sebuah harapan mewujudkan rekonsiliasi dan membebaskan 14 anggota parlemen yang sedang dipenjara.
Belasan anggota parlemen itu sedang menjalani masa tahanan, hingga sekarang sudah memasuki pekan kedua. Atas kondisi ini membuat Vanuatu dalam kekacauan politik.
Laporan Radio New Zealand, Selasa (3/11/2015) mengatakan, para kepala adat itu berharap dalam kunjungan mereka pada Selasa itu, mereka dapat bertemu Presiden Vanuatu, Baldwin Lonsdale, sebagai bagian dari rekonsiliasi.
Namun, Ketua adat yang berbasis di Port Vila, Kepala Dewan Malfatumauri Nasional, Sinimau Tirsupe, mengatakan sekarang bukan saatnya untuk mencari pembebasan belasan anggota parlemen tersebut, karena proses hukum sedang berlangsung.
“Jadi, bagi saya, saya pikir kita tinggalkan semuanya, tinggalkan rekonsiliasi, dan menunggu banding di pengadilan untuk menyelesaikannya. Setelah itu baru kita sampai pada akhir tarikulur dan mendapatkan rekonsiliasi atau upacara perdamaian,” kata Sinimau Tirsupe, mengutip Radio New Zealand, Selasa.
Sidang mendengarkan banding hukum yang diajukan oleh para anggota parlemen yang ditahan akan digelar pada Senin, pekan depan. (Yuliana Lantipo)