Papua No. 1 News Portal | Jubi
Autazes, Jubi – Penambang emas ilegal telah mengeruk Sungai Madeira, sebuah anak sungai utama Amazon di Brazil, sepanjang ratusan mil. Kondisi itu terjadi saat pemerintah pusat dan daerah berselisih tentang siapa yang harus bertanggung jawab untuk menghentikannya.
Pengerukan suangai itu menggunakan armada rakit yang dilengkapi pompa ditambatkan dalam barisan-barisan yang terentang hampir selebar Sungai Madeira.
“Kami hitung jumlah tak kurang dari 300 rakit. Mereka sudah ada di sana sekitar dua pekan dan pemerintah tak melakukan apa pun,” kata aktivis Greenpeace Brazil Danicley Aguiar, dikutip dari Antara, Kamis, (25/11/2021).
Baca juga : Menteri LH brasil mundur saat dituding terlibat pembalakan liar Amazon
Virus Covid-19 jenis baru ditemukan di Amazon
Presiden Brazil tuduh NGO pelaku pembakaran hutan Amazon
Penambangan emas itu dipicu rumor bahwa seseorang telah menemukan emas di sana– dimulai ketika para pemimpin dunia berkumpul di konferensi iklim PBB di Glasgow, di mana Brazil berjanji untuk lebih melindungi hutan hujan Amazon.
Namun Presiden Jair Bolsonaro telah melemahkan penegakan hukum lingkungan sejak berkuasa pada 2019, menutup mata terhadap penyerobotan lahan publik dan tanah adat oleh penebang liar, pemilik ternak dan penambang emas ilegal.
Sungai Madeira mengalir sejauh 3.300 kilometer dari hulunya di Bolivia, melintasi hutan hujan Brazil dan masuk ke Sungai Amazon.
Rakit-rakit pengeruk itu terapung di sepanjang sungai dari wilayah Humaita, di mana aktivitas penambangan emas ilegal meningkat, hingga sejauh 650 km di Autazes, kota kabupaten di tenggara Manaus.
Juru bicara IBAMA, badan perlindungan lingkungan Brazil, mengatakan pengerukan ilegal Madeira merupakan tanggung jawab pemerintah negara bagian Amazonas dan badan lingkungan setempat, IPAAM. (*)
Editor : Edi Faisol