Papua No. 1 News Portal | Jubi
Jayapura, Jubi – Pemerintah Provinsi Papua resmi meluncurkan aplikasi Computer Security Incident Respons Team (CSIRT) yang diberi nama PAPUAPROV-CSIRT. Melindungi data informasi dari serangan kejahatan siber.
Peluncuran Papuaprov-CSIRT di Jayapura, Kamis (25/11/2021) merupakan kerjasama antara Pemprov Papua dengan Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN).
“Tujuannya agar pengamanan data menjadi optimal dengan meningkatkan kapasitas dan kapabilitas Sumber Daya Manusia (SDM), tata kelola pengamanan informasi, serta pemutakhiran infrastruktur dan teknologi dalam mencegah dan menanggulangi insiden siber di Pemprov Papua,” kata Sekretaris Daerah Papua, Ridwan Rumasukun, Kamis, 25 November 2021.
Menurut ia, peranan keamanan siber saat ini menjadi sangat penting dalam implementasi E-Government dan E-Governance di suatu negara, daerah atau wilayah.
Sebab lanjutnya, keamanan siber merupakan indikator yang sangat menentukan dalam menjaga keberlangsungan, ketersediaan dan kenyamanan baik dari pelaksana sistem teknologi informasi maupun penggunaan sistem yang terdiri dari aparatur sipil negara ataupun masyarakat. “Kami terus berusaha bagaimana mengamankan data dan informasi yang produktif,” ujarnya.
Ia berharap, terbentuknya PAPUAPROV-CSIRT dapat mencegah dan meminimalisir terjadinya insiden siber dan meningkatkan keamanan data, informasi serta jaringan di Pemerintah Provinsi Papua.
“Kami sampaikan terimakasih kepada Diskominfo Provinsi Papua karena telah berhasil membawa Pemerintah Papua menjadi anggota CSIRT dan terima kasih kepada BSSN atas penghargaan dan kepercayaannya yang diberikan kepada kami,” katanya.
Kepala Badan Siber dan Sandi Negara RI, Hinsa Siburian menilai ancaman siber saat ini sudah semakin banyak dan tinggi seiring dengan berkembangnya teknologi digital. Oleh karena itu, diperlukan tim yang dapat mengantisipasi berbagai ancaman itu.
“Pemerintah daerah kan sudah menggunakan teknologi digitalisasi dalam menjalankan roda pemerintahannya. Tentu harus ada yang mengamankan dan memonitor apakah ada ancaman siber, seperti malware yang dapat mengganggu sistemnya. Hal ini yang menjadi tugas CSIRT,” kaya Hinsa.
Di era saat ini semua pihak diminta siaga menghadapi ancaman kejahatan siber, termasuk kejahatan penyalahgunaan data. Sebab, lanjutnya, data sudah menjadi jenis kekayaan baru bangsa.
“Jadi kita harus tanggap terhadap kejahatan siber. Harapan saya, CSIRT juga terbentuk di kabupaten dan kota di Papua, tidak hanya di pemerintah provinsi saja,” tutupnya. (*)
Editor: Syam Terrajana