Dadaab, Kenya, Jubi/Antara/Xinhua – Kenya bekerjasama dengan badan pengungsi PBB mengenai program yang akan memastikan pemulangan mulus dan sukarela lebih dari 500.000 pengungsi yang tinggal di lima kamp di Kamp Pengungsi Dadaab di Kenya.
Sekretaris Kabinet Dalam Negeri Kenya Joseph Nkaisery mengatakan rencana jangka-panjang meliputi pemeliharaan kestabilan di Somalia oleh tentara Kenya di bawah AMISOM dan memastikan semua prasarana yang diperlukan seperti layanan kesehatan, pendidikan dan air berfungsi sebelum para pengungsi pulang ke rumah mereka.
“Kami harus memastikan bahwa pengungsi pulang ke tempat aman. Itu sebabnya mengapa kami masih menempatkan tentara kami di dalam Somalia untuk menstabilkan negeri itu,” kata Nkaissery pada Selasa (3/11/2015) di Kompleks Pengungsi Dadaab di Kenyata Timur-laut.
“Instalasi dasar seperti sekolah, rumah sakit dan prasarana lain harus disiapkan sehingga ketika pengungsi pulang secara sukarela, ada tempat aman buat mereka tinggal,” kata Nkaissery.
Menurut Kenya, sebanyak 45.000 pengungsi telah dipulangkan dalam dua tahun belakangan dari Kamp Pengungsi Dadaab dan pengungsi lain dapat segera pulang berdasarkan program baru itu.
Pengungsi yang pulang dibantu dalam bidang transportasi ke tempat asal mereka, kebanyakan di Kismayo, Mogadishu, Baidoa dan Luuq di Somalia Tengah dan Selatan.
Mereka juga menerima bantuan uang kontan, makanan dan barang dasar rumah tangga seperti kasur, kelambu, lampu, pasokan kesehatan dan alat dapur guna membantu mereka memulai hidup baru.
Menurut Komisariat Tinggi PBB Urusan Pengungsi (UNHCR), lebih dari 26.000 pengungsi Somalia telah menyelamatkan diri dari kerusuhan di Yaman dan pulang ke Somalia, kebanyakan ke Mogadishu.
Tahap baru pemulangan adalah hasil dari upaya oleh Komisi Tiga Pihak yang dibentuk oleh UNHCR dan Pemerintah Kenya serta Somalia dan dibentuk untuk meningkatkan dukungan bagi pemulangan pengungsi Somalia secara sukarela.
Kendati situasi keamanan di Somalia rapuh, pengungsi telah mulai pulang. UNHCR menyatakan masih banyak pengungsi telah pulang secara spontan tanpa menerima bantuan dari UNHCR.
Berdasarkan kesepakatan saat ini, bantuan akan diberikan buat pengungsi setiap daerah Somaliland, Puntland dan Somalia Tengah Selatan.
Dadaab telah memberi perlindungan, tempat berteduh dan bantuan kemanusiaan buat pengungsi Somalia selama dua dasawarsa, tapi telah menghadapi kesulitan dan kondisi rumit termasuk kebanyakan penghuni secara kronis, resiko penyakit dan banjir musiman.
Kenya juga mengatakan kondisi pengungsi telah terus menimbulkan ancaman keamanan buat negeri itu, dan percaya gerilyawan Somalia, Ash-Shabaab, yang menewaskan 148 orang di Universitas Garissa pada April berada di belakang kondisi tidak aman yang mempengaruhi beberapa bagian negeri tersebut, termasuk Ibu Kota Nasionalnya, Nairobi, dan wilayah pantai. (*)