Brussels, Jubi/Antara/Xinhua – Pesawat relokasi-pengungsi pertama dari Yunani dijadwalkan bertolak menuju Luksemburg pada Rabu, dengan membawa sebanyak 30 pencari suaka di Eropa.
Para pejabat Eropa termasuk Perdana Menteri Yunani, Maretin Schulz dan Wakil Menteri Yunani yang Bertanggung-jawab atas Kebijakan Migrasi, Ioannis Mouzalas, dijadwalkan bertemu dengan kelompok pertama pencari suaka tersebut untuk memberitahu mereka agar memanfaatkan rancangan relokasi Uni Eropa dari Yunani.
Menurut Komisi Eropa, pesawat pertama dari Yunani tersebut adalah hasil dari pekerjaan persiapan intensif oleh Pemerintah Yunani dan Luksemburg, dan organisasi seperti Frontex, EASO (Kantor Dukungan Suaka Eropa), Europol dan UNHCR serta organisasi non-pemerintah setempat dan wakil khusus yang telah ditempatkan oleh Komisi Eropa.
“Kami memuji Luksemburg karena menjadi negara anggota pertama untuk merelokasi orang dari Yunanni,” kata Komisaris Urusan Dalam Negeri dan Migrasi Eropa Dimitris Avramopoulos. Ia menyatakan Uni Eropa “mengharapkan semua negara anggota mau melakukan langkah perlu sehingga relokasi lebih lanjut dapat dengan cepat mengikuti Yunani dan Italia.”
Menteri urusan dalam negeri dan kehakiman negara anggota Uni Eropa pada 14 September menyepakati keputusan untuk merelokasi 40.000 pencari suaka dari Italia dan Yunani. Pada 22 September, mereka menyepakati relokasi sebanyak 120.000 pencari suaka lagi dari negara anggota Uni Eropa yang terpengaruh langsung oleh krisis pengungsi.
Penerbangan relokasi-pengungsi pertama berdasarkan rancangan baru dilakukan pada 9 Oktober, ketika 19 pencari suaka Eritrea direlokasi dari Italia menuju Swedia. Sebanyak 86 pencari suaka sejauh ini telah direlokasi dari Italia berdasarkan rancangan baru tersebut. (*)