
Ketua Komisi B DPRD Merauke, Fransiskus Sirfefa. Jubi/Frans L Kobun
Merauke, Jubi – Ketua Komisi B Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Merauke, Fransiskus Sirfefa, mengatakan pihaknya baru menerima pengaduan dari ratusan petani di Kampung Bersehati, Distrik Tanah Miring, terkait hutang mereka di Bank BRI yang belum dilunasi.
Hutang tersebut terkait pinjaman petani untuk pembukaan lahan serta pembelian bibit padi beberapa bulan lalu, namun terjadi gagal panen akibat kemarau panjang.
Hal itu disampaikan Frans kepada Jubi, di kantornya, Selasa (17/11/2015).
“Ada persoalan besar yang dihadapi petani. Akibat gagal panen pada musim tanam kedua, mereka punya hutang di bank dan belum dilunasi sampai sekarang,” katanya.
Frans mengatakan pihak bank datang beberapa kali menagih hutang, namun petani tak bisa berbuat apa-apa, lantaran tak ada uang.
“Petani kebingungan karena terus ditagih bank. Mereka tak ada uang di tangan,” ucapnya.
Sebagai solusi, Frans minta kepada para petani membuat surat kepada Dewan dan melampirkan besarnya pinjaman, sehingga dapat dikomunikasikan kembali bersama pihak bank.
Ditanya berapa besar pinjaman setiap petani, Frans mengaku berkisar Rp 5 juta ke atas. Nilai yang cukup besar dan menjadi beban bagi petani.
“Saya akan berusaha semaksimal mungkin setelah mendapatkan laporan tertulis dari petani untuk berkomunikasi dengan pihak bank. Mereka belum bisa melunasi hutangnya karena gagal panen, bukan karena lalai. Ini faktor alam,” ucapnya.
Bupati Merauke, Romanus Mbaraka, beberapa waktu lalu mengatakan pihaknya telah menginstruksikan kepada Kepala Dinas Pertanian dan Holtikultura Kabupaten Merauke, Bambang Dwiatmoko, agar mendata jumlah petani yang mengalami gagal panen, untuk diberikan bantuan. (Frans L Kobun)