
Peserta pelatihan jurnalistik PGGP – Jubi/Hengki Yeimo
Jayapura, Jubi— Persekutuan Gereja-Gereja Papua (PGGP) gelar Pelatihan Jurnalistik Kreatif Untuk Perdamaian Tahap II, Bagi Pemuda Pemudi Gereja. Pelatihan tersebut dibuka langsung oleh Ketua PGGP Mgr. Uskup Leo Laba Ladjar, OFM didampingi sekertaris PGGP Hardus Desa dan Ketua III PGGP, Bidang Humas Hukum dan HAM Pdt. Herman Saud. Pelatihan tersebut diselenggarakan di aula PGGP, APO, Jumat-Senin (18-21/12/15) Jayapura, Papua.
Ketua PGGP, Uskup Leo mengatakan, trainer pada pelatihan tersebut adalah empat wartawan senior Papua, Kris Ansaka (wartawan freelance), Victor Mambor (wartawan Jubi yang juga ahli pers Dewan Pers), Dominggus Mampioper (Pemimpin Redaksi Koran Jubi) dan Albert Yomo (Redaktur Harian Pagi Papua). Peserta pelatihan, yang hadir berjumlah 30 orang yang dari denominasi gereja yang ada di Tanah Papua.
“Kegitan ini akan berlangsung selama empat hari, hari pertama peserta mendapatkan materi, kemudian hari kedua dan ketiga mereka akan pratek dilapangan menulis berita seputar isu perdamaian dan hari keempatnya akan dimasukan kedalam lay out untuk siap dicetak.” kata Uskup Leo.
Kata Uskup Leo lagi, pelatihan ini digelar untuk, mewujudkan visi Papua Tanah Damai. Sekaligus untuk membangun komunikasi dan informasi antara gereja dan masyarakat.
“Oleh karena itu, kami memilih untuk melakukan pelatihan jurnalistik. Supaya melalui tulisan itu mereka bisa tuliskan apa yang kita mau buat. Untuk membangun relasi satu sama yang lainnya, paling tidak kita saling mengenal pada tulisan-tulisan itu dan lama-kelamaan hubungan makin baik dan ada damai,“ jelas Uskup Leo.
Uskup Leo mengatakan lagi, para pemimpin gereja diharapkan bersatu. PGGP menginginkan apa yang dibuat ditingkat pimpinan itu sampai ke tingkat bawah. Namun PGGP mengalami kesulitan, bagaimana mensosialisasikan gagasan-gagasan PGGP ke umat, ke masyarakat.
“Kami berharap peserta yang hadir dapat menuangkan gagasanya tentang berita aktual, yang menyajikan tentang perdamaian, mulai dari buletin-buletin gereja, satu waktu kami juga bisa menerbitkan satu buletin sendiri. Namun awalnya kami terbitkan dulu di warta paroki. Orang-orang muda dari denominasi gereja ini tidak harus menulis di buletin gerejanya sendiri. Mereka bisa tulis di buletin gereja lainnya,“ harap Uskup Leo.
Norina, peserta pelatihan mengungkapkan kegembiraannya bisa dilibatkan dalam pelatihan ini. Ia merasa senang bisa mendapatkan ilmu jurnalistik. Apalagi dalam pelatihan ini mereka akan praktek liputan langsung di lapangan.
“Kami dapat ilmu dan langsung praktek di lapangan. Ternyata menjadi wartawan memang tidak mudah, tapi menyenangkan. Tantangannya banyak. Mulai dari menentukan narasumber, menembus narasumber, menyusun pertanyaan hingga menuliskan hasil wawancara,” ungkap Norina yang masih menjadi siswa SMA kelas XII di SMA Kalam Kudus, Jayapura.
Sedangkan Victor Mambor, salah satu trainer dalam pelatihan ini menjelaskan pelatihan kali ini adalah pelatihan tahap kedua. Sebelumnya, PGGP bersama Jubi menggelar pelatihan pertama pada bulan Februari 2015.
“Pelatihan pertama, kami memberikan pengetahuan teknis jurnalistik. Dalam pelatihan kali ini kami menekankan soal etika. Juga tentang perbedaan antara jurnalis yang bekerja untuk perusahaan media massa dengan jurnalis warga yang menjalankan misi advokasi. Para peserta harus tahu perbedaan ini,” kata Mambor. (Hengky Yeimo/Jubi)