Quantcast
Channel: Jubi Papua
Viewing all articles
Browse latest Browse all 15090

Kampung Samber Biak, Diusulkan Jadi Desa Wisata

$
0
0
Masyarakat di Kampung Samber masih mengandalkan air salobar Sabadori untuk cuci dan minum. Masyarakat khawatir kalau rencana pembangunan pelabuhan ferry di Kampung Samber akan merusak lingkungan sehingga populasi ikan dan habitat laut rusak-Jubi/dam

Masyarakat di Kampung Samber masih mengandalkan air salobar Sabadori untuk cuci dan minum. Masyarakat khawatir kalau rencana pembangunan pelabuhan ferry di Kampung Samber akan merusak lingkungan sehingga populasi ikan dan habitat laut rusak-Jubi/dam

 

Biak,Jubi – Kalangan masyarakat Kampung Samber, Distrik Yendidori, Kabupaten Biak Numfor, Papua mengusulkan agar Dinas Pariwisata dan Kebudayaan menjadikan Samber sebagai destinasi tujuan wisata bahari.

 

Tokoh masyarakat Samber Yakobus Ayer kepada Antara di Biak, Kamis (7/1/2016) , mengakui potensi wisata bahari dan alam yang dimiliki Kampung Samber sangat menjanjikan karena memiliki keaslian alam pantai yang indah dan kekayaan hasil laut.

 

“Penataan lokasi pantai supaya menjadi prioritas perhatian dinas terkait sehingga wilayah Samber dapat menjadi destinasi wisata untuk wisatawan lokal dan mancanegara,” ujar Ayer.

 

Ia mengatakan, posisi strategis wilayah pantai Samber di kawasan Teluk Saereri menjadikan daerah ini layak menjadi destinasi wisata bahari. Untuk mendukung program desa wisata, menurut Ayer, masyarakat adat sebagai pemilik hak ulayat harus mendapat perhatian pemda setempat. “Potensi bahari kampung Samber dapat dilirik instansi terkait sehingga kekayaan alam perikanan dan kelautan dapat memberikan pendapatan bagi warga sekitar,” ujarnya.

 

Sebelumnya, Kadis Pariwisata dan Kebudayaan Y Usior mengakui Pemkab melalui Dinas Pariwisata dan Kebudayaan berkomitmen menjadikan setiap kampung potensi pariwisata akan dikembangkan menjadi destinasi wisata. “Untuk tahun 2015 pemkab telah membangun fasilitas desa wisata kepulauan Samber Pasi, ya secara terpadu prasarana fisik pariwisata telah dibangun pemkab,” ujarnya. Terhadap potensi wisata bahari di kampung lain, menurut Usior, telah menjadi fokus pembinaan dinas pariwisata sebagai potensi kekayaan alam bahari dalam menunjang program kepariwisataan di Kabupaten Biak Numfor. “Dinas pariwisata telah mendata potensi desa wisata di wilayah Kabupaten Biak Numfor,” katanya.

 

Selain itu Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Biak Numfor, menyatakan kesiapan untuk mencanangkan Samber dan Binyeri sebagai dua kampung nelayan dalam rangka mendukung program kemaritiman di wilayah paling timur Negara Kesatuan Republik Indonesia itu.

Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Biak Numfor Effendi Iggrisa, mengatakan penyiapan kampung nelayan di daerah itu, sebagai tindak lanjut pembentukan 1.000 kampung nelayan yang diprogramkan Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pujiastuti di kabupaten/kota di seluruh Indonesia.

“Pemkab Biak berencana akan mengundang Menteri Kelautan untuk meluncurkan pencanangan kampung nelayan di Kabupaten Biak Numfor,” katanya di Biak, kepada Antara beberapa waktu lalu di Biak.

Dia mengatakan  Kampung Samber dan Binyeri merupakan daerah pesisir perairan laut Biak, berada di Distrik Yendidori.

Terkait dengan perhatian pemkab terhadap kampung nelayan, kata Effendi, melalui pembinaan terhadap nelayan setempat dengan menyiapkan program pemberdayaan sebagai upaya meningkatkan kesejahteraan mereka.

“Mayoritas penduduk yang bermukim di dua kampung ini dominan menjadi nelayan tradisional sehingga perlu mendapat pembinaan Dinas Perikanan,” katanya.

Effendi mengatakan untuk menjamin keberlangsungan pekerjaan mereka sebagai nelayan di dua kampung tersebut, diperlukan pembinaan secara intensif oleh Dinas Perikanan dan Kelautan terhadap kelompok nelayan setempat. Warga di Kampung Samber juga telah memproduksi abon dari ikan dan keripik ikan tenggiri.

Secara terpisah tokoh masyarakat Kampung Urfu John K Roembiak kepada Jubi di Jayapura mengatakan menolak wilayah Kampung Samber jadi pelabuhan perintis karena akan memberikan dampak lingkungan bagi lingkungan hidup di wilayah Samber, Urfu, Padwa dan Waroi. ” Selama ini Kota Biak mendapat suplai ikan dari kampung Samber, Binyeri, Urfu, Waroi dan Padwa sehingga kurang tepat membangun pelabuhan bagi kapal perintis maupun kapal ferri,”kata Roembiak mantan penjabat Bupati Mamberamo Tengah.

 

Pada era pemerintah Presiden Soeharto, wilayah Kampung Samber pernah diusulkan menjadi Pelabuhan Kontainer bagi Kawasan Pengembangan Ekonomi Terpadu (Kapet) Biak tetapi masyarakat dan tokoh-tokoh di Kampung Samber menolak sehingga pembangunan di pindahkan ke Kampung Urfu dengan luas wilayah sekitar satu Ha.(Dominggus Mampioper)


Viewing all articles
Browse latest Browse all 15090

Trending Articles