
Marko Pekei – facebook
Jayapura, Jubi – Berkaitan dengan berita yang dihebohkan dua hari terakhir tentang foto seorang pemuda Papua yang telanjang badannya tersebut, ternyata nama akun facebook Victor Yeimo dan Marko Meepagoo Pekei disebut-sebut melalui beberapa media yang kesannya mendeskreditkan kedua orang tersebut.
Oleh karena itu, Marko Pekei kepada Jubi, Minggu (14/2/2016) mengatakan, dirinya berkehendak menyampaikan bahwa foto bersama keterangan singkat sudah dinaikkan di beberapa komunitas atau group facebook dan status orang sehari sebelum kedua orang ini membagi foto tersebut.
Menurut Pekei, pihaknya memang tidak sertakan kronologis, karena pihaknya lebih menyoroti tindakan aparat keamanan dalam hal ini aparat kepolisian yang tampak jelas mengenakan pakaian dinas terkesan tidak manusiawi sekalipun pemuda tersebut salah.
“Namun, polisi semestinya memperlakukan pemuda tersebut secara wajar sesuai aturan, bukan disiksa sebelum diproses hukum. Hal ini rupanya pihak lain merasa dipersalahkan, padahal dalam foto tersebut sangat jelas ada beberapa anggota polisi yang gayanya berbeda-beda,” terangnya.
Ia mengatakan hal itu menanggapi pernyataan Wakapolda Papua, Brigjen Pol. Rudolf A. Rodja, bahwa pihaknya akan menindaklanjuti dan mencari tahu pelaku penyebar foto penganiayaan kasus pencabulan anak di Timika, Papua.
“Itu nanti akan kita tindaklanjuti. Kita juga harus cari tahu siapa pelakunya,” katanya di Polres Mimika, Sabtu (13/2/2016) seperti dilansir Okezone
Lebih lanjut ditegaskan Pekei, tanggapan atas foto tersebut memang tentu berbeda-beda sudut pandangnya sesuai status dan kapasitas masing-masing, maka beda tanggapan merupakan sesuatu yang wajar-wajar.
“Saya mau mempertanyakan, mengapa kami dua yang menjadi sorotan utama? Saya kan bicara sebagai pemerhati masalah HAM di Papua dan karena keprihatinan terhadap wargaku yang dilakukan seperti binatang. Jadi, ketika melihat foto itu dibincangkan banyak orang di media sosial saya langsung saja tuangkan dalam status facebook,” kata Marko.
Victor Yeimo, Ketua Umum Komite Nasional Papua Barat (KNPB) Pusat yang juga membagi foto tersebut di akun facebooknya menulis : “Kami mungkin binatang di matamu. Entah bagaimana kami, selama nyawa masih berhembus, kami akan terus melawan. Demi satu hal pasti: kelak kami dihargai sebagai manusia yang setara di bumi ini”.
Saat dihubungi, Victor Yeimo mengatakan, pria itu ditangkap polisi atas tuduhan melakukan pemerkosaan di satu tempat di Timika, Papua tanggal 10 Februari lalu. Ia menduga itu terjadi di sekitar mile 15, Timika.
Ia mengaku, sebagai ketua KNPB yang warganya harus dilindungi sebagaimana warga lain sangat kecewa dengan cara polisi yang memperlakukan warga Papua itu.
“Sudah di luar peri kemanusiaan. Lihat saja, diikat dan ditendang seperti binatang dalam keadaan telanjang. Penjahat kriminal sekalipun punya hak diperlakukan secara manusiawi,” kata Yeimo.
“Penyiksaan seperti ini sudah sering terjadi di Papua,” jelas Yeimo.
Ia menambahkan, foto itu sudah dihapus oleh facebook dari akunnya, Jumat (12/2/2016) sekitar pukul 19.00 WP.
Sementara itu, disejumlah media online menghebohkan foto tersebut memperbincangkan kedua oknum ini sebagai pelaku yang mengunggah foto tersebut ke laman facebook, padahal sudah sehari lalu telah beredar di jejaring sosia.
Dikutip Okezone, Wakapolda Papua Brigjend Pol Rudolf A Rodja mengatakan, saat ini sudah ada Undang-Undang ITE yang dikeluarkan oleh pemerintah, sehingga barang siapa saja yang melakukan hal-hal dan itu melanggar, maka ada aturan yang mengaturnya.
“Saya kira sekarang sudah ada undang-undang ITE, dan siapa yang melakukan itu tanpa ijin, saya kira itu melangar,” jelasnya. (Abeth You)