Jayapura, Jubi – Keinginan sejumlah instansi pemerintah dan swasta untuk memberantas narkotika di tanah Papua mendapat respon positif dari Badan Narkotika Nasional (BNN) Papua. Kepala BNN Papua, Jacksen Lapalonga memberikan apresiasi instansi tersebut karena mendukung kebijakan pemerintah untuk memberantas narkotika di Indonesia khususnya di Papua.
“Hal ini yang kami inginkan, karena beberapa waktu lalu juga saya sudah menawarkan pembersihan di beberapa instansi seperti Pemerintah Provinsi Papua, Bank Papua dan juga DPRP. Namun hingga saat ini belum ada laporan bahwa mereka menyetujuinya,” katanya kepada Jubi melalui telepon selularnya, Rabu (23/3/2016).
Lapalonga mengatakan pemberantasan narkotika harus dilakukan oleh semua komponen masyarakat dan tidak pandang bulu. “Kita harus mendukung semua langkah-langkah pemerintah dalam memberantas Narkotika di Tanah Papua, karena saya sendiri juga tidak mau generasi muda Papua ke depannya hancur karena narkoba,” ujarnya.
Terkait dengan sejumlah instansi pemerintah yang ingin bekerjasama dengan pihaknya, Lapalonga mengatakan saat ini persediaan alat tes milik BNN sangat terbatas. Untuk itu Lapalonga menganjurkan instansi pemerintah dan swasta untuk menyediakan alat tersebut.
“Kalau sampai 100 orang mungkin alat kami tidak bisa. Alatnya sangat terbatas pada tahun ini, namun kami akan mengakomodir semua permohonan tersebut. Kami juga tidak menyia-nyiakan kesempatan yang ada karena itu semua demi kebaikan generasi Papua kedepannya,” katanya.
Di tempat terpisah, salah satu anggota DPRP Boy Markus Dawir berharap DPRP sebagai corong masyarakat harus berani melakukan tes urin.
“Kita ini kan contoh dan juga perwakilan dari rakyat di kantor ini. Saya juga sudah berkoordinasi dengan Ketua DPRP untuk semua anggota dewan di DPRP agar melakukan tes urin dan itu harus,” tegas BMD sapaan akrabnya.
Sebelumnya, Direktur Utama Bank Papua John Kafiar mengatakan pihaknya juga sudah melakukan pembicaraan secara lisan dengan BNN Papua untuk melakukan tes urin kepada seluruh karyawan Bank Papua.
“Namun sifatnya harus mendadak sehingga karyawan tidak ada yang mangkir pada saat dilakukan tes urin tersebut. Saya juga tidak segan-segan memecat karyawan saya yang terbukti positif menggunakan narkotika,” ujarnya Kafiar. (Roy Ratumakin)