Quantcast
Channel: Jubi Papua
Viewing all articles
Browse latest Browse all 15217

DAP Lapago Ajak Semua Pihak Hargai Slogan Papua Tanah Damai

$
0
0
Aksi massa BARA NKRI di halaman gedung DPR Papua, Kamis (2/6/2016) - Jubi/Arjuna Pademme
Aksi massa BARA NKRI di halaman gedung DPR Papua, Kamis (2/6/2016) – Jubi/Arjuna Pademme

Jayapura,Jubi-  Otoritas Dewan Adat Wilayah Lapago mengajak semua pihak, terutama kelompok-kelompok yang menentang organisasi massa rakyat Papua yang menyampaikan aspirasi Papua Merdeka.

“Siapapun boleh-boeh saja menyampaikan aspirasi tetapi tidak boleh berlebihan, tidak boleh menganggu kenyamanan sesama,”tegas Engelebertus Surabut, sekretaris Dewan Adat Wilayah Lapago kepada jurnalis Jubi dari Wamena melalui telepon gengamnya, Minggu (5/06/2016).

Kata dia, siapapun yang datang ke Papua harus menghargai pergumulan dan harapan rakyat Papua. Rakyat Papua berharap semua yang datang tidak mengangu orang Papua karena rakyat Papua lebih dulu ada, baik terhadap yang baru datang.

“Rakyat Papua memperjuangkan Papua tanah damai, yang adil dan sejahtera dan mandiri lalu yang lain anarkis ini kan sangat menganggu,”ungkapnya.

Salah satu aktivitas warga yang menganggu, menurut Surabut, demontrans Barisan Rakyat Pembela Negara Kesatuan Republik Indonesia. Rakyat Papua resah karena demontrasi yang digelar Bara NKRI pada 2 Juni disertai dengan sejumlah aksi yang melanggar nilai-nilai kemanusiaan.

“Ada yang mengaku dipaksa ikut demo, menutup aktivitas dagangnya dan bahkan pelemparan terhadap sejumlah orang dan pemukulan terhadap Hendrika Kowenip di depan kampus STT  Izak Samuel Kinjne Abepura,”ungkapnya.

Baca: Aksi Demo BARA NKRI, Satu Perempuan Jadi Korban Pemukulan

Tokoh kemerdekaan Papua terkemuka, Filep Karma menilai aksi pemukulan yang dilakukan demonstran Bara NKRI terhadap salah satu perempuan asli Papua di depan Sekolah Tinggi Teologi Isak Samuel Kijne adalah bentuk aksi provokasi.

“Dong hanya cari gara-gara supaya kerusuhan. Provokasi saja,” ungkap Karma kepada Jubi di Abepura, Kota Jayapura, Papua, Kamis (2/05/2016).

Kata dia, orang Papua, siapapun tidak perlu merespon aksi provokasi itu. Biarkan saja kenyataan yang terjadi dinilai orang melalui pemberitaan media.

Kata dia, provokasi ini efek dari kesuksesan konsolidasi Komite Nasional. Papua Barat menuntut kemerdekaan Papua. Karena, demonstrasi ini dilakukan hanya dua hari setelah demontrasi KNPB Pada 31 Mei 2016.
Agust Kossay, Ketua I KNPB mengatakan rakyat Papua tidak perlu terprovokasi dengan tindakan pemukulan itu. Rakyat Papua perlu melihat itu sebagai pendidikan yang baik untuk melihat apa yang menjadi agenda dari tindakan itu.

“Rakyat Papua yang menilai demonstrasi dengan pemukulan itu mengingkinkan perdamaian atau perpecahan. Rakyat yang menilai mereka itu baik atau jahat,” ungkapnya.

Kata dia, penilaian rakyat itu tidak boleh menjadi dasar membeci ataupun terprovokasi. Tetapi rakyat Papua tetap konsisten pada agenda perjuangan, menentukan nasib sendiri melalui jalan referendum.

“Rakyat Papua tetap fokus pada agenda perjuangan dengan cara-cara damai dan menghargai nilai-nilai kemanusiaan,” tegasnya.(*)


Viewing all articles
Browse latest Browse all 15217

Trending Articles