Jayapura, Jubi – Kabut asap yang terjadi pembakaran hutan baik sengaja maupun tidak disengaja yang terjadi di beberapa kota besar di Indonesia kini juga melanda sebagian besar Provinsi Papua. Beberapa hari lalu, beberapa Bandar Udara di Provinsi Papua akhirnya ditutup untuk sementara karena jarak pandang hanya mencapai 500 meter.
Kini, Kota Jayapura siap menghadapi kabut asap yang terjadi di beberapa wilayah. Sesuai dengan data Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Wilayah V Jayapura menyebutkan titik api atau hospot di Papua ada 744 titik dan di Papua Barat ada 32 titik api.
Di Kabupaten Jayapura dan Kota Jayapura, terdapat lima titik api, masing-masing di Kabupaten Jayapura terdapat tiga titik api, yakni kampung Airum, Kampung Harapan dan Yapsi. Sementara untuk Kota Jayapura, terdeteksi satu titik api di Waena.
Guna mengantisipasi meluasnya titik api diwilayah Kabupaten pihak TNI dalam hal ini Rindam XVII Cenderawasih telah menerjunkan sedikitnya 200-an personil untuk memadamkan api di sekitar Kampung Harapan.
“Lokasi yang terbakar kami masih dalam pemantauan, seksi pengamanan kami sudah dikirim kelokasi terjadinya kebakaran di Kampung Harapan. Kemudian untuk personil sementara yang kami terjunkan kurang lebih 200 lebih pada gelombang pertama,” kata Kepala operasional pendidikan Rindam XVII Cenderawasih, Letkol Infantri Samsul Huda kepada wartawan pada Jumat (23/10/2015) di Rindam.
Huda menambahkan, atas perintah Panglima Kodam Mayjen TNI Hinsa Siburian pihaknya yang berada di Rindam untuk melakukan pemadaman. “Indikasinya sudah mau masuk ke wilayah Rindam, untuk mengatasi hal tersebut sesuai dengan perintah pimpinan kami melakukan pengiriman personil ke lokasi,” ujarnya.
Disinggung terkait berapa titik api, Huda mengatakan sesuai dengan laporan dari Kepala Seksi Keamanan (Kasi Kam) di lokasi kebakaran mengatakan ada tiga titik api yang semuanya pada kawasan konservasi/cagar alam di Kampung Harapan. “Memang kami fokus utama di Kampung Harapan tetapi ada satu titik api lagi disekitar Bandara Sentani, karena kami belum diperintah kesama (bandara-red) maka kami belum kesana,” katanya.
Apakah ada indikasi dilakukan pembakaran atau memang terbakar sendiri. Menurut Huda, pihaknya belum mengetahui hal tersebut. “Yang lebih tahu itu adalah instansi terkait. Ini bukan kewenangan kami, saat ini kami hanya mendengar intruksi dari pimpinan apa yang harus kami lakukan,” ujarnya.
Dirinya juga menambahkan bahwa selain 200-an personil yang dikirim ke lokasi kebakaran hutan tersebut ada sekitar 300-an personil lagi yang disiagakan di Rindam. “Apabila ada perintah lebih lanjut kami akan kerahkan semua personil untuk memadamkan titik-titik api tersebut,” tambahnya.
Sebelumnya, Kepala Sub Bidang Pelayanan Jasa BMKG Wilayah V Jayapura, Zem Irianto Padama mengatakan, titik api paling banyak di daerah selatan Papua, di kabupaten Mappi, Merauke, Boven Digoel. Di Papua Barat juga ada, kemudian daerah pegunungan tengah Papua juga ada, seperti di Wamena, Kabupaten Jayawijaya.
Menurutnya, penyebab kebakaran hutan dan lahan dapat diakibatkan dari alam itu sendiri maupun ulah manusia. “Untuk hutan, kebiasaan masyarakat membuka lahan dengan membakar hutan, dan juga diduga ada perusahaan-perusahaan diduga buka lahan dengan membakar hutan, tapi itu semua belum pasti, karena harus ada tim yang turun kelapangan,” katanya.
Dari hasil monitoring BMKG, dampak kiriman asap dari wilayah selatan Papua diantaranya Sorong, Kaimana, Fak-Fak, Mimika dan di Wamena, Kabupaten Jayawijaya.
“Kota Jayapura, saat ini mungkin belum pengaruh, tapi kita semua harus waspada, karena dari negara tentangga Papua Nugini (PNG) juga ada kebakaran hutan, ada beberapa titik hospot disana, nah saat ini, kami lihat pola anginnya, kalau dari tenggara, kemudian kecepatan angin rata-rata 10-11 knot, bisa saja Kota Jayapura dapat asap kiriman,” jelasnya. (Roy Ratumakin)