Jayapura, Jubi – Kedatang Presiden RI, Joko Widodo alias Jokowi ke Papua, Selasa (29/12/2015) ditanggapi legislator Papua, Emus Gwijangge.
Anggota Komisi I DPR Papua bidang Politik, Pemerintahan, Hukum dan HAM itu mengatakan, Jokowi jangan lagi membohongi masyarakat Papua dengan berbagai janji yang tak bisa ia tepati. Emus secara pribadi menyatakan menolak kedatangan Jokowi. Alasannya, hingga kini mantan Gubernur DKI Jakarta itu belum memenuhi beberapa janjinya kepada rakyat Papua.
“Sejak masa kampanye hingga dilantik menjadi presiden, ada beberapa janji utama Jokowi kepada masyarakat Papua yang belum terpenuhi. Pengusutan berbagai kasus pelanggaran HAM masa lalu di Papua, dialog damai Jakarta-Papua, pembangunan pasar mama-mama pedagang asli Papua dan penuntasan kasus penembakan di Paniai, 8 Desember 2014 lalu,” kata Emus ketika menghubungi Jubi, Selasa (29/12/2015).
Katanya, ketika Presiden Jokowi ke Papua tahun lalu, ia berjanji mengungkap kasus Paniai. Namun hingga kini belum ada kejelasan. Begitu juga janji dialog damai Jakarta-Papua. “Jadi, lebih baik tidak usah datang ke Papua. Jangan lagi tipu kami masyarakat Papua,” ucapnya.
Menurutnya, selama ini janji-janji yang pemerintah pusat kepada rakyat Papua tak ada yang direalisasikan. Ia menilai, pemerintah pusat juga tak serius dalam kasus meninggalnya puluhan anak di Distrik Mbuwa, Nduga.
“Kementerian hanya datang ambil sample kembali ke Jakarta, setelah itu tak ada kelanjutannya. Sebelum ke Papua, Jokowi harusnya terlebih dahulu merealisasikan janjinya kepada masyarakat Papua,” katanya.
Pdt. Socratez Sofian Yoman, dari gereja Baptis Papua mengatakan, kunjungan Jokowi ke Papua tak akan menyelesaikan masalah Papua. Menurutnya, tak perlu datang ke Papua, tapi bagaimana Jokosi serius menyelesaikan masalah Papua.
“Dari tahun ke tahun, kasus di Papua tak pernah terselesaikan. Misalnya saja pembunuhan tokoh Papua, Theys Eluay. Pelaku justru mendapat kenaikan pangkat. Negara tak mampu membangun orang asli Papua,” kata Pdt. Yoman beberapa waktu lalu.
Presiden GIDI, Dorman Wandikbo mengatakan, jika ingin menyelesaikan akar masalah Papua, Jokowi tak harus bertemu para pejabat Papua. Namun para pimpinan gereja.
“Pemerintah di Papua tipu mereka dan Jakarta tipu kita juga. Karena baku tipu ini, akhirnya tak sampai selesai masalah. Kalau Jokowi ingin tahu masalah Papua sebenarnya, ketemu kami. Kasihan kalau Jokowi ke Papua hingga tiga kali, hanya ketemu orang-orang itu saja. Sama saja,” kata Dorman Wandikbo.
Menurutnya, setiap Presiden ke Papua, pimpinan gereja yang dianggap kritis tak pernah diundang. Kalaupun ada tokoh agama, tokoh masyarakat dan adat yang hadir, itu adalah orang-orang pilihan.
“Kenapa? Karena kalau kami hadir, kami akan bongkar seperti apa masalah Papua,” imbuhnya.
Sekrertaris Kabinet, Pramono Anung mengatakan, di Papua Presiden Jokowi akan mengunjungi di kabupaten yakni Kabupaten Merauke dan Jayawijaya. Di Papua Barat, Jokowi akan mengunjungi Kabupaten Raja Ampat dan Sorong.
“Diperkirakan Presiden akan tahun baru di Raja Ampat bersama dengan masyarakat Papua,” kata Pramono. (Arjuna Pademme)