
Presiden Joko Widodo didampingi Menteri Perhubungan, Gubernur Papua dan Bupati Jayawijaya saat menandatangani prasasti peresmian terminal penumpang bandara Wamena dan Kaimana – Jubi/Islami
Wamena, Jubi – Presiden Joko Widodo atau Jokowi meresmikan penggunaan terminal penumpang bandar udara Wamena dan Kaimana, di pelataran bandara Wamena, Jayawijaya, Rabu, 30 Desember 2015.
Ia juga meresmikan gedung dinas otonom Wenehule Huby yang telah dibangun oleh pemerintah Kabupaten Jayawijaya.
Menteri Perhubungan RI, Ignasius Jonan dalam laporannya mengatakan, selain meresmikan bandara Wamena Presiden Jokowi juga secara simbolis akan meresmikan terminal bandara dan apron Bandar Udara Utaron di Kaimana, Papua Barat.
Menurut Ignasius, bandara Wamena merupakan bandara untuk penerbangan domestik dengan luas area terminal 4.000 meter persegi yang mampu menampung 700 ribu penumpang setiap tahunnya. Bandara itu memiliki panjang run way 2.175 meter, dengan 5 taxi way yang dapat menampung 15 pesawat. Ia bahkan mengharapkan tahun depan akan dilakukan perluasan untuk dapat menampung 33 pesawat serta perpanjangan run way dari 2.175 menjadi 2.500 dengan kekuatan landasan dapat menerima semua pesawat, kecuali pesawat berbadan lebar.
“Kami dapat laporkan bahwa penerbangan di bandara Wamena sekitar 150 sampai 180 pergerakan setiap hari, jadi bandara ini melayani penerbangan mulai dari jam 6 pagi sampai pukul 5 sore, jadi 11 jam, jadi ini merupakan salah satu bandara paling sibuk di wilayah timur, oleh karena itu kami akan coba perbaikan banyak hal,” katanya.
Dari 150 sampai 180 pergerakan penerbangan ini, 75 persennya adalah pesawat kargo yang mengangkut barang pangan untuk konsumsi maupun barang untuk konstruksi untuk 11 kabupaten di wilayah pegunungan tengah Papua, dan untuk kargo yang terbesar ketiga di Indonesia dengan jumlah 125 ribu per tahun.
Pembangunan terminal bandara ini menurut menteri perhubungan menelan dana sebesar Rp 54 miliar, sedangkan pembangunan gedung otonom 7 lantai menelan dana sebesar Rp. 31 miliar.
Peresmian terminal bandara ditandai dengan penandatanganan prasasti oleh Presiden Republik Indonesia. Sementara itu peresmian gedung otonom Kabupaten Jayawijaya ditandai dengan pengguntingan pita pintu oleh Ibu Negara, Iriana Joko Widodo serta Penandatanganan Prasasti oleh Presiden Jokowi.
Dalam sambutannya pada peresmian Bandara Wamena, presiden Jokowi mengatakan, Bandara dan pelabuhan merupakan salah satu sarana penghubungan antara kabupaten, provinsi dan antara pulau di Negara Indonesia.
“Untuk itu dalam lima tahun ini kami ingin konsentrasi dana fokus pada pembangunan dengan hal-hal yang bersifat infrastruktur agar bisa ada mobilitas orang dan barang dari antar provinsi, antar kabupaten dan antar kota,” katanya.
Menurutnya terminal baru ini sangat ditunggu-tunggu oleh masyarakat karena keindahan alam di Papua sangat menarik, tetapi tidak semua orang dapat menikmatinya karena kendala infrastruktur perhubungan.
Masalah ketersediaan infrastruktur merupakan kendala serta penyediaan modal transportasi udara yang masih kurang. “Saya melihat bandar udara Wamena memiliki posisi yang sangat strategis karena 11 kabupaten di sekitar Wamena akan memanfaatkan bandara ini untuk keluar dan masuk baik orang maupun arus barang,” jelasnya.
“Bandar udara Wamena merupakan pintu gerbang bagi masyarakat di wilayah pegunungan tengah Papua, karena dari bandara ini masyarakat Wamena dapat berangkat keluar ke daerah lain di Indonesia, sedangkan bandara Utaron di Kaimana akan menjadi pintu masuk untuk kita menikmati keindahan alam di daerah Kaimana dan sekitarnya yang sudah lama kita dengar,” lanjutnya.
Ia melanjutkan, pembangunan bandara merupakan komitmen pemerintah untuk mempercepat konektivitas yang sangat dibutuhkan, terutama di Indonesia bagian timur, sehingga pembangunan bandara harus lebih mengutamakan keamanan dan kenyamanan penumpang. (Islami)